Diterpa Cuaca Buruk: Petani Tomat di Kabupaten Kepahiang Merugi

Petani tomat Desa Suro Muncar, Jaenuri memperlihatkan jika tomat mengalami busuk--SUHAI/RK

Radarkoran.com -Tanaman tomat  petani di desa Suro Muncar, Kecamatan Ujan Mas, Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu rusak akibat cuaca hujan yang melanda hampir setiap harinya. Keruskan tanaman tomat seperti, busuk batang dan busuk buah, sehingga membuat tanaman tomat tak dapat tumbuh optimal dan hasil panen yang jauh menurun. 

Petani di Desa Suro Muncar, Jaenuri mengatakan, kondisi tanaman tomat dalam kondisi tidak baik. Lantaran, cuaca hujan yang melanda setiap hari, bahkan hasil panen yang ia dapatkan jauh menurun ketimbang sebelumnya. 

"Sekarang hanya mendapatkan kurang dari 5 kuintal, tapi sebelumnya bisa mendapatkan 8 kuintal dalam lahan seluas  setengah hektar," sampainya, pada Sabtu 16 Agustus 2025

Guna menyelamatkan tanaman miliknya agar tumbuh optimal, Jaenuri setiap minggunya melakukan pemupukan. 

"Setiap minggu saya pupuk ini, tapi tetap tidak optimal karena cuaca ini,” katanya.

BACA JUGA:5 Bahaya Makan Tomat Berlebihan, Bisa Sebabkan Batu Ginjal

Harga jual tomat saat ini memang masih cenderung tinggi dari biasanya, di mana para petani menjual kepada para pengepul seharga Rp 7 ribu per kilogramnya. Kemungkinan di pasaran dapat dijual lebih tinggi dari harga yang berasal dari petani.

“Harganya sekarang memang 7 ribu, tapi tetap belum bisa balik modal karena jumlah buah yang kita dapat sedikit dan hanya bisa 3 kali panen saja. Sebelumnya bisa sampai 5 kali lebih panen dengan hasil melimpah,” tuturnya.

Disebutkan, modal yang dikeluarkan pada tanamannya saat ini berkisar di angka Rp 15 juta, masih jauh dengan apa yang didapatkan dari hasil jual saat ini. Terlebih harga pupuk non subsidi masih terbilang tinggi dari harga yang subsidi dengan jumlah yang didapatkan terbatas.

BACA JUGA:Antisipasi Aksi Pedagang Nakal, Tipidter Polres Kepahiang Terus Pantau Harga Bapokting

“Kalau subsidi bisa kita dapat harga Rp 400 per kuintal dan itu kita tidak bisa beli sesuai kebutuhan kita, melainkan dari kuota yang dibagikan. Kalau harga yang non subsidi masih jauh dari harga yang subsidi mahalnya,” sebutnya.

Senada yang disampaikan petani lainnya yakni Riskan, bahwa kondisi tanaman tomat sedang kurang baik akibat pengaruh cuaca yang menyebabkan hasil panen jadi lebih sedikit dibandingkan sebelumnya. 

"Memang rata-rata kurang baik pertumbuhannya sekarang, tidak hanya tomat, tapi cabai juga,” pungkasnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan