Mengenal Eco Driving dan Hemat Bahan Bakar pada Mobil Isuzu

Isuzu merupakan salah satu merek yang tetap kencang menggaungkan teknik mengemudi Eco driving --TANGKAPAN LAYAR

Radarkoran.com - Isuzu merupakan salah satu merek yang tetap kencang menggaungkan teknik mengemudi Eco Driving, salah satu perkembangan yang dianggap sebagai pionir berkendara ramah lingkungan.

 

Apa sebenarnya teknik Eco Driving itu? Lalu apa manfaatnya?

Eco Driving mengombinasikan teknik mengemudi Safety Driving dengan psikologi Defense Driving. Disitulah akhirnya tercipta teknik mengemudi yang menghemat waktu dan biaya, aman, serta ramah lingkungan. Sebab mengemudi hemat merupakan langkah krusial dalam operasional kendaraan niaga.

Ada enam enam hal yang perlu diperhatikan pada gaya berkendara pengemudi agar penggunaan solar bisa lebih hemat, yaitu jaga kecepatan, jaga rpm, maksimalkan gigi tinggi, kecepatan konstan, pengereman dan idle.

 BACA JUGA:Cek Keunggulan Motor Listrik Gesits Electric: Dilengkapi Teknologi Baterai Canggih

1. Jaga kecepatan

Perlu diketahui, dalam kinerja mesin sebuah kendaraan terutama di Isuzu, kecepatan 80 kpj adalah kecepatan yang ideal terutama di jalan tol yang memungkinkan kecepatan tersebut. Jika dikomparasikan, kecepatan 80 kpj setara 6,7 km per liter, sedangkan 90 kpj setara 6,1 km per liter, dan 100 kpj setara 5,4 km per liter.

 

2. Jaga RPM

Dalam menjaga RPM atau putaran mesin, cenderung menginjak pedal setengah bisa lebih menghemat solar dibanding injak hingga mentok. Demikian pula dengan RPM seperti pada keterangan di spidometer, yakni RPM 1.000-2.000 (zona hijau di spidometer) adalah kategori hemat, sedangkan RPM 3.000 ke atas (zona merah) akan jauh lebih boros.

 

3. Maksimalkan gigi tinggi

Maksimalkan gigi tinggi yaitu gigi 4, 5, dan 6 juga membuat kendaraan lebih hemat solar dibandingkan cenderung di gigi 3 ke bawah. Sebab dengan RPM yang sama, laju mobil menjadi lebih jauh. Menurut catatan Isuzu, cenderung memanfaatkan gigi 6 bisa meraih 10,6 km per liter dibandingkan cenderung di gigi 4 (6,7 km per liter).

 BACA JUGA:Xpeng G7 EREV: SUV Listrik Canggih Kolaborasi dengan Huawei

4. Jaga kecepatan

Kecepatan yang konstan berarti RPM juga konstan. Dengan menjaga kecepatan konstan, maka RPM tidak naik turun dan bisa menghasilkan efisiensi solar 6,7 km per liter. Jika kita tidak konstan dalam kecepatan, maka hasilnya bisa di 6,1 km per liter, atau bahkan 5,5 km per liter. Sebagai contoh, terkadang pengemudi berakselerasi lalu melambatkan laju dengan mengaktifkan exhaust braking atau rem knalpot.

 

5. Pengereman

Pengereman yang berarti terjadi pengurangan kecepatan atau deselerasi juga berpengaruh pada efisiensi solar. Triknya adalah menghindari pengereman secara tiba-tiba walaupun sebenarnya pengemudi bisa memperhitungkan dan sadar bahwa kendaraan sudah harus stop pada jarak tertentu. Akan lebih efisien jika pengemudi sedari awal pelambatan kendaraan sudah menggunakan engine brake atau pengereman mesin, contohnya dalam 300 meter menuju jarak yang ditentukan.

 

6. Mesin menyala saat diam

Hindari mesin menyala saat diam. Misalnya saja, saat penurunan barang dalam jumlah kecil, sekadar urusan administrasi, dan lainnya yang mungkin terbilang remeh secara waktu.

Sebab saat itu sudah pasti solar terbuang percuma. Namun jika hal ini dilakukan secara sering, tentu efeknya akan berpengaruh pada total efisiensi solar.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan