Cuaca Ekstrem Mengancam Bengkulu: Musim Hujan 2025-2026 Diprediksi Lebih Basah dari Normal

Bengkulu telah memasuki musim hujan dan potensi cuaca ekstrem--Gatot/RK

Radarkoran.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Bengkulu menyebutkan bahwa Provinsi Bengkulu telah memasuki musim hujan pada awal Oktober 2025. Musim hujan ini diprediksi akan berlangsung lebih lama dari biasanya dan berpotensi meningkatkan frekuensi bencana hidrometeorologi.

Kepala Stasun Klimatologi Bengkulu, Luhur Tri Uji Prayitno, SP, M.Ling, mengatakan jika musim hujan 2025-2026 di Bengkulu diprediksi lebih basah dari normal di sebagian besar wilayah yang ada di Bengkulu. Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, seperti banjir dan longsor. 

"Oleh karena itu, kewaspadaan terhadap potensi bencana perlu ditingkatkan dengan baik," kata Luhur.

BMKG pusat memproyeksikan, curah hujan beberapa wilayah Indonesia termasuk di wilayah Bengkulu untuk 10 tahun hingga 20 tahun ke depan, diperkirakan lebih basah dari tahun sebelumnya. 

Selain itu, musim hujan di Bengkulu sedikit unik, karena Bengkulu mempunyai zona musim yang berbeda di setiap kabupaten/Kota. Sehingga potensi bencana hidrometeorologi sangat rentan terjadi. 

BACA JUGA:Pertumbuhan Wisatawan Nusantara di Bengkulu Meningkat Signifikan

"Guna meminimalisir banyaknya kerugian yang timbulkan akibat bencana, terutama akibat iklim yang sudah banyak mengalami pergeseran musim, kita harus waspada dan sama-sama berupaya mengantisipasi," ujar Luhur. 

BMKG juga memprediksi bahwa musim hujan di Bengkulu akan dipengaruhi oleh aktifnya IOD (Indian Ocean Dipole) negatif, potensi berkembangnya La Nina, dan suhu permukaan laut yang lebih hangat dari normal. Awal musim hujan umumnya maju atau lebih cepat dari normalnya.

Prakirawan BMKG Bengkulu, Pungky Saiful Akbar, menambahkan bahwa puncak hujan diprediksi akan terjadi di sebagian besar wilayah pesisir dan wilayah Selatan Bengkulu pada periode Oktober-November 2025, dengan risiko utama banjir. 

Sementara itu, pada periode Januari-April 2026, puncak hujan diprediksi terjadi di wilayah pegunungan seperti wilayah Lebong, Rejang Lebong, Mukomuko, dan Kepahiang, dengan risiko banjir dan tanah longsor.

"Durasi hujan diprediksi akan berlangsung mencapai 28 hingga 30 dasarian atau sekitar 9-10 bulan di beberapa wilayah di Bengkulu," kata Pungky. 

Dengan potensi cuaca ekstrem tersebut, masyarakat dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi, seperti banjir, longsor, angin kencang, dan pohon tumbang, pada periode akhir tahun 2025 hingga awal tahun 2026. 

"Kondisi ini berpotensi meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi. Untuk itu, kewaspadaan terhadap potensi bencana seperti banjir dan longsor perlu ditingkatkan," ujar Pungky.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan