Kepala Dinsos Kepahiang Laporkan Netizen ke Polisi? Ini Muatannya

Penempelen stiker miskin yang dilakukan Dinsos Kepahiang berujung laporan polisi--JIMMY/RK

Radarkoran.com-Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kepahiang, Helmi Johan, M.Pd baru-baru ini dikabarkan telah melaporkan salah seorang netizen atau salah seorang pengguna Media Sosial (Medsos) ke Polres Kepahiang, Polda Bengkulu.

Laporan ini sendiri dilayangkan oleh Helmi dengan menyasar terlapor atas nama WN, dengan dugaan pelanggaran UU ITE, tetang dugaan tindak pidana setiap orang yang dengan sengaja menyerang kehormatan atau nama baik orang lain dengan menuduhkan suatu hal, dengan maksud supaya hal tersebut diketahui umum dalam bentuk informasi elektronik dan atau dokomen elektronik yang dilakukan melalui sistemn elektronik. 

Serta setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa hal mendistribusikan, mentrasnmisikan informasi elektronik dan atau dokumen elektronik yang sifatnya menghasut, mengajak atau mempengaruhi orang lain sehingga menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan terhadap individu atau kelompok masyarakat tertentu, berdasarkan ras, kebangsaan, etnis, warna kulit, agama, kepercayaan, jenis kelamin, disabilitas mental atau disabulitas fisik. Sebagaimana yang dimaksud di dalam Pasal 45 ayat 4 Jo Pasal 45A ayat 2 UU RI Nomor 1 tahun 2004 tentang perubahan kedua atas UU RI nomor 11 tahun 2008 tentang ITE.

BACA JUGA:Puluhan Calon Penerima Bansos di Kelurahan Dusun Kepahiang Dicoret: Ini Penyebabnya

WN yang dalam hal ini selaku terlapor, membenarkan hal tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya sudah mendapat surat panggilan oleh penyidik Unit Tipidter Satreskrim Polres Kepahiang untuk kepentingan pengumpulan bahan keterangan.

"Iya benar, jadi kemarin saya sudah dapat surat panggilannya. Berdasarkan surat penggilan tersebut, saya dijadwalkan untuk hadir Senin (hari ini, red)," ungkap WN.

Sementara itu laporan ini sendiri, diduga dipicu oleh komentar WN di salah satu postingan Helmi Johan di Medsos. WN juga mengatakan bahwa, seyogyanya apabila pelapor berani mengunggah sesuatu ke Medsos, maka yang bersangkutan seharusnya juga siap dengan segala resiko yang kemungkinan akan terjadi, termasuk di dalamnya terkait tanggapan pro dan kontra.

BACA JUGA:Stiker Miskin Urung Ditempel, Ratusan Penerima Bansos di Kepahiang Pilih Mundur

"Sebenarnya sebagai seorang pejabat, kalau sudah berani di Medsos, harus terima dong pro dan kontra itu pasti ada," singkatnya.

Untuk diketahui bahwa, belakangan ini Dinsos Kepahiang memang tengah gencar melakukan program penempelan stiker bertuliskan 'Kami Termasuk Dalam Kategori Keluarga Miskin Penerima Bantuan Sosial' di rumah Keluarga Penerima Manfaat (KPM) Bansos.

Hal ini memang menimbulkan beragam reaksi dari netizen di media sosial. Sebagian memang ada yang pro sebab hal ini dianggap sebuah gebrakan untuk meminimalisir penyaluran Bansos yang tidak tepat sasaran dan memastikan dana bantuan dari pemerintah pusat ini nantinya, benar-benar jatuh ke tangan yang tepat.

BACA JUGA: Lagi-lagi Dinsos Kepahiang Temukan Rumah Mewah Dapat Bansos: Stiker Miskin Yang Ditempel Sengaja Dicopot?

Namun disisi lainnya, banyak juga yang kontra sebab dianggap hal tersebut bisa saja membuat para penerima merasa malu, sebab stiker ini ditempelkan di depan rumah masing-masing KPM.

Sepanjang program ini berjalan, satu persatu KPM yang merasa sudah tidak layak lagi mendapatkan bantuan tersebut, mundur dari kepesertaan. Bahkan berdasarkan data terbaru, sudah ada ratusan KPM yang telah mengundurkan diri dan memilih untuk memberikan kuota Bansos tersebut kepada masyarakat lain yang memang lebih membutuhkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan