5 Sebab Mobil Listrik Kerap Eror di Jalanan

Reporter: Gatot Julian |

Editor: Eko Hatmono |

Kamis , 06 Nov 2025 - 10:22

Mobil listrik kerap dapat mengalami eror saat digunakan--ILUSTRASI

5 sebab mobil listrik kerap eror di jalanan                            radarkoran.com - pernah enggak sih teman‑teman melihat mobil listrik melaju kencang, tiba‑tiba berhenti atau malah menampilkan pesan error yang bikin pengemudi panik? kalau iya, kalian nggak sendirian. selain itu, banyak kejadian yang viral akibat mobil listrik yang mengalami eror dijalanan. 
meski teknologi ev (electric vehicle) sudah semakin canggih, masih ada beberapa “jebakan” yang bisa bikin mobil listrik jadi kurang responsif atau bahkan mogok di tengah jalan. 
di artikel ini, kita bakal membahas panjang lebar tentang lima penyebab utama kenapa mobil listrik sering mengalami eror saat melaju, lengkap dengan contoh nyata, tips pencegahan, dan sedikit insight dari sumber‑sumber yang udah pernah membahas masalah kelistrikan mobil konvensional (yang ternyata relevan juga buat ev).
berikut lima penyebab yang perlu diketahui. 
baca juga:5 fitur terbaru mobil listrik yang perlu diketahui
1. bms (battery management system) yang “mabuk”
bms adalah otak dari sistem baterai mobil listrik. ia bertugas mengontrol suhu, tegangan, dan arus keluar‑masuk baterai supaya tetap aman dan optimal. namun, seperti otak manusia, bms juga bisa “ngelag” kalau ada gangguan.
kondisi glitch software, pembaruan firmware yang tidak sempurna atau bug dalam kode bisa membuat bms salah membaca data sensor. misalnya, ia mendeteksi suhu berlebih padahal sebenarnya normal, lalu memutus daya secara mendadak.
sensor suhu atau voltase yang mulai korosi atau lepas juga bisa mengirimkan sinyal palsu. hasilnya, mobil tiba‑tiba masuk mode perlindungan (limp mode) dan berhenti.
selain itu, kapasitas baterai menurun atau sel-sel baterai yang sudah menua tidak selalu memberi sinyal yang konsisten ke bms, sehingga estimasi jarak (range) menjadi tidak akurat dan mobil “mati” secara tiba‑tiba.
pada tahun 2023, sebuah model suv listrik terkenal harus melakukan recall karena bms yang salah menginterpretasikan suhu sel, menyebabkan kendaraan berhenti otomatis di jalan tol. pengemudi melaporkan lampu peringatan baterai berkedip, padahal baterai masih dalam kondisi baik.
untuk mencegah persoalan ini, lakukan pembaruan software secara rutin lewat ota (over‑the‑air) dan periksakan bms ke bengkel resmi setidaknya sekali setahun. jangan mengisi baterai di charger non‑standar yang bisa mengganggu komunikasi bms.
baca juga:5 komponen mobil listrik yang rentan korsleting: kenali dan cegah sebelum terlambat!
2. masalah pada sistem pengisian (charging) dan infrastruktur yang tidak kompatibel
mobil listrik memang “menikmati” fleksibilitas mengisi daya di mana saja, tapi itu juga menjadi sumber potensi eror. ada tiga aspek utama yang sering menjadi penyebab, diantaranya, kabel dan konektor yang longgar atau korosi. sama seperti mobil konvensional, sambungan kabel yang tidak kencat dapat memutuskan aliran listrik secara tiba‑tiba. pada ev, ini berarti proses pengisian terhenti atau bahkan kerusakan pada port pengisian.
lalu kondisi standar pengisian yang belum seragam juga jadi sebab mobil listrik eror. di indonesia, masih ada campuran antara tipe ccs, chademo, dan ac tipe 2. jika mobil tidak mendukung standar charger yang tersedia, sistem akan menampilkan error “charge not supported”.
selain itu, kondisi over‑current atau over‑voltage dari charger juga jadi satu persoalan. charger yang tidak terkalibrasi dengan baik dapat mengirimkan arus berlebih, memicu proteksi pada bms dan menghentikan pengisian.
contoh nyata persoalan ini terjadi pada seorang pengguna mobil listrik di jakarta yang pernah mengalami “charging interrupted” di sebuah stasiun pengisian publik karena kabel charger yang sudah aus. setiap kali ia mencoba mengisi, mobil menampilkan kode error “e‑03”. setelah mengganti kabel, masalah hilang.
jadi pastikan selalu periksa kondisi kabel dan port pengisian sebelum mengisi daya. gunakan charger yang sudah terstandarisasi dan, bila memungkinkan, pilih stasiun pengisian yang memiliki rating “high reliability”. simpan charger portable di bagasi untuk keadaan darurat.
 
3. thermal management yang gagal
suhu ekstrem, baik panas maupun dingin bisa menjadi musuh besar bagi mobil listrik. sistem pendingin (coolant) dan pemanas baterai harus bekerja sempurna, kalau tidak, konsekuensinya bisa fatal.
jika pompa coolant mengalami kebocoran atau kipas radiator tidak berputar, suhu baterai bisa naik drastis. bms akan memutus daya untuk mencegah overheating, yang berujung pada “vehicle shutdown”.
di daerah pegunungan atau musim hujan, baterai yang tidak dipanaskan dengan baik akan kehilangan kapasitas secara signifikan, menyebabkan range drop dan bahkan kegagalan start.
selain itu, pada beberapa model, pasta termal antara sel baterai dan sistem pendingin dapat mengering seiring waktu, mengurangi efisiensi pendinginan.
contoh nyata persoalan ini terjadi pada musim hujan 2024, sejumlah pengguna mobil listrik di bandung melaporkan bahwa mobil mereka tidak dapat melaju lebih dari 30 km setelah melewati tanjakan curam karena suhu baterai naik hingga 45 °c, memicu proteksi otomatis.
jadi, pastikan untuk memeriksa level coolant secara berkala, pastikan kipas radiator bersih dari debu, dan hindari mengisi baterai di tempat yang terlalu panas (misalnya, di bawah terik matahari langsung). jika tinggal di daerah bersalju, pertimbangkan penggunaan pemanas baterai atau parkir di garasi yang terisolasi.
baca juga: byd shark: mobil listrik dobel kabin bergaya off-road
4. kerusakan fisik pada kabel, konektor, dan modul elektronik
meskipun tampak kuat dan terisolasi dengan baik, rangkaian kelistrikan dalam mobil listrik sangat rentan terhadap goncangan, getaran, dan kelembapan. beberapa kerusakan fisik umum meliputi kabel longgar atau putus.
kabel yang tidak terpasang dengan kuat dapat menyebabkan aliran listrik terputus. pada ev, ini bisa berarti hilangnya sinyal antara bms dan inverter, yang mengakibatkan hilangnya tenaga.
konektor yang terpapar air atau garam (misalnya di daerah pantai) dapat berkarat, mengganggu aliran daya. 
begitu juga kondisi modul inverter rusak. inverter mengubah dc dari baterai menjadi ac untuk motor. jika modul ini mengalami overheating atau kerusakan komponen internal, mobil akan masuk mode “limp” atau berhenti total.
contoh persoalan ini terjadi pada seorang pengemudi di bali yang melaporkan bahwa setelah melewati jalan berbatu, lampu dashboard menyala “system error” dan mobil tidak dapat melanjutkan perjalanan. setelah pemeriksaan, ditemukan bahwa salah satu konektor utama ke inverter telah lepas karena getaran.
pencegahan permasalahan ini dapat dilakukan dengan inspeksi visual pada kabel dan konektor setiap 6‑12 bulan. pastikan tidak ada retakan atau tanda korosi. jika mobil sering melewati jalan berlubang, pertimbangkan pemasangan pelindung kabel (cable sleeves) tambahan.
 
5. software & firmware yang belum dioptimalkan
mobil listrik adalah komputer berjalan di atas roda. semua fungsi—dari akselerasi hingga pengereman regeneratif diatur oleh software. namun, software yang belum matang atau tidak ter‑update dapat menimbulkan eror. misalnya, algoritma yang salah menghitung daya yang dibutuhkan saat akselerasi dapat menyebabkan overload pada inverter, memicu proteksi dan mematikan motor.
beberapa produsen menyediakan aplikasi mobile untuk memantau status baterai. jika aplikasi tidak sinkron dengan kendaraan, dapat muncul notifikasi error yang tidak akurat.
adanya proses update yang terhenti di tengah jalan (misalnya karena koneksi internet lemah) dapat meninggalkan sistem dalam keadaan “corrupt”, yang berujung pada boot loop atau kehilangan fungsi penting.
pada bulan agustus 2025, sebuah merek mobil listrik mengeluarkan patch ota untuk memperbaiki masalah “range anxiety”. namun, sebagian pengguna melaporkan bahwa setelah meng‑install update, mobil mengalami restart spontan saat mengaktifkan mode sport.
untuk mencegah persoalan ini, lakukan backup data kendaraan (jika memungkinkan) sebelum melakukan ota, dan pastikan kendaraan terhubung ke jaringan wi‑fi yang stabil. jika ada tanda‑tanda “software glitch” (misalnya lampu peringatan berkedip tidak normal), segera hubungi dealer untuk melakukan reset atau reinstall firmware.
 
demikian lima sebab utama kenapa mobil listrik bisa eror di jalan. dari bms yang “mabuk”, masalah pengisian, thermal management yang gagal, kerusakan fisik pada kabel & konektor, hingga software yang belum optimal. meski terdengar menakutkan, semua ini sebenarnya dapat diminimalisir dengan perawatan rutin, pembaruan software yang tepat, dan kewaspadaan saat mengisi daya.
ingat, mobil listrik adalah investasi masa depan yang ramah lingkungan, tapi seperti kendaraan lain, ia tetap butuh “gaya hidup sehat”. periksa kabel, jaga suhu baterai, selalu update sistem, dan gunakan infrastruktur pengisian yang terpercaya. dengan begitu, kamu bisa menikmati perjalanan tanpa khawatir “mobil listrik eror di jalanan”.
semoga artikel ini membantu kalian menjadi pengemudi ev yang lebih pintar dan tenang dalam menghadapi berbagai persoalan.

Tag

Share

Koran Terkait

Kembali ke koran edisi RADAR KEPAHIANG, EDISI SENIN 10 NOVEMBER 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan