Cegah Stunting, Pemerintah Desa Talang Sawah Bagikan Makanan Bergizi

BAGI : Pencegahan dan penanganan stunting, Pemerintah Desa Talang Sawah bagikan makanan bergizi untuk warga desanya.--RIAN/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Upaya Pemerintah Desa Talang Sawah Kecamatan Bermani Ilir Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, ikut membantu pemerintah mencegah stunting tidaklah main-main. Hal tersebut dibuktikan oleh pemerintah desa setempat dengan memberikan berupa makanan bergizi pada warga desa.

Tepatnya pada Tahun 2023 lalu, jelas Kepala Desa Rudi Hartono, pihaknya menggunakan Dana Desa (DD) menyalurkan bantuan jenis makanan bergizi terhadap orang-orang dengan kategori Ibu Hamil, Ibu Menyusui, Balita dan anak yang dianggap stunting. 

"Kami menjalankan aturan dari pemerintah pusat untuk pencegahan dan penanganan stunting. Oleh karena itu bersumber dari DD, kami anggarkan dana untuk pembelian makanan bergizi untuk warga. Untuk penyalurannya pertama kali kami lakukan di tahun 2024," jelas Rudi saat ditemui, Senin 18 Maret 2024.

Kepada Radarkepahiang.bacakoran.co, Rudi mengatakan, stunting merupakan kondisi yang ditandai dengan kurangnya tinggi badan anak jika dibandingkan dengan anak-anak seusianya.

BACA JUGA:Tahun 2024, APBD Kepahiang Tidak Alokasikan Pengadaan Hewan Ternak

Sederhananya, stunting merupakan sebutan bagi gangguan pertumbuhan pada. Salah satu penyebab stunting yakni makanan, maka pihaknya memberikan bantuan makananan bergizi kepada warga berupa Daging, Ikan, Telur, Susu dan Beras.

"Yang mendapatkan bantuan tidak seluruh warga desa, tapi berdasarkan kategori. Menurut penyampaian dari orang kesehatan kepada kami, penyebab utama dari stunting adalah kurangnya asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak," ujar Rudi menambahkan.

Sementara itu untuk TA 2024 penanganan dan pencegahan stunting, sambung Rudi, masih dimasukan ke dalam anggaran realisasi DD. Rencananya, penyaluran makanan bergizi masih menjadi pilihan. "Tahun ini tetap sama, kita masih menganggarkan dana pencegahan dan penanganan stunting," demikian Rudi.

Untuk diketahui, berdasarkan laman website Komunikasi dan Informasi, bahwa masalah stunting penting untuk diselesaikan karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.

Hasil dari Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) menunjukkan bahwa terjadi penurunan angka stunting berada pada 27,67 persen pada tahun 2019. 

BACA JUGA:Baru Dilantik, Kepala BKKBN Komitmen Penurunan Stunting

Walaupun angka stunting ini menurun, namun angka tersebut masih dinilai tinggi, mengingat WHO menargetkan angka stunting tidak boleh lebih dari 20 persen. 

Data Bank Dunia atau World Bank mengatakan angkatan kerja yang pada masa bayinya mengalami stunting mencapai 54 persen. Artinya, sebanyak 54 persen angkatan kerja saat ini adalah penyintas stunting. Hal inilah yang membuat stunting menjadi perhatian serius pemerintah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan