Penurunan Stunting Jadi Indikator Kinerja Pemprov Bengkulu
REMBUK : Kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Provinsi Bengkulu tahun 2024 bersama stakeholder terkait pada Kamis, 28 Maret 2024.--GATOT/RK
Radarkoran.com - Penurunan angka stunting di wilayah Bengkulu menjadi salah satu indikator kinerja Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bengkulu yang harus dicapai. Hal demikian masukan dalam pembahasan dalam kegiatan Rembuk Stunting Tingkat Provinsi Bengkulu tahun 2024 bersama stakeholder terkait pada Kamis, 28 Maret 2024.
Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu, Hj. Yuliswani, SE, MM, rembuk yang dilakukan dalam rangka untuk memberikan masukan ke dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrembang) Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) tahun 2025 mendatang.
Dan rembuk stunting ini diharapkan dapat menjadi wadah bagi berbagai pihak untuk bersinergi dalam menangani permasalahan stunting di Bengkulu.
"Jadi yang menjadi salah satu indikator kinerja itu adalah penurunan stunting, jadi kita menyampaikan indikator yang harus kita capai untuk tahun 2025 nanti," kata Yuliswani.
BACA JUGA:Segerakan Membayar Zakat Fitrah, Ini Pesan Kanwil Kemenag Bengkulu
Pemprov Bengkulu terus berupaya keras untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya hingga mencapai target nasional sebesar 14 persen pada tahun 2024. Namun Yuliswani juga mengungkapkan bahwa data terbaru menunjukkan angka stunting di Bengkulu masih tinggi dan sedikit mengalami peningkatan mencapai 20,2 persen.
"Untuk angka stunting kita di tahun 2022 sudah mencapai 19,8 persen, sedangkan data rilis terbaru untuk sementara ini masih di angka 20,2 persen atau mengalami sedikit peningkatan," sampainya.
Dalam Rembuk Stunting yang telah dilaksanakan sebelumnya, tercapai 5 komitmen bersama yang diharapkan dapat menjadi landasan bagi upaya penurunan angka stunting di Provinsi Bengkulu.
Komitmen tersebut antara lain menetapkan target percepatan penurunan stunting, peningkatan dukungan anggaran dan kualitas intervensi layanan, peningkatan kinerja kelembagaan Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS), peningkatan peran multi-sektor, serta pengembangan praktik baik dan inovasi.
Lebih jauh disampaikan Yuliswani, ada beberapa program yang belum bisa dilaksanakan secara maksimal dalam upaya penurunan stunting seperti pemberian pangan lokal untuk anak-anak dibawah umur 2 tahun.
"Itu belum maksimal dilaksanakan walaupun anggarannya sudah tersedia di masing-masing puskesmas," sampainya.
BACA JUGA:Pastikan Kelancaran Distribusi BBM dan LPG, Pertamina Bentuk Satgas Rafi
Dengan kondisi yang ada, Yuliswani mengajak semua pihak dan stakeholder terkait dapat bersama-sama untuk menekan dan menurunkan angka stunting di wilayah Bengkulu, sehingga target penurunan stunting yang ada benar-benar dapat dicapai.
"Tentunya ini harus terus kita sosialisasikan dan sampaikan ke seluruh stakeholder. Karena stunting ini tidak bisa dilakukan oleh Dinas Kesehatan saja, tapi seluruh pihak harus berkolaborasi dan bersinergi untuk melaksanakan tugas sesuai dengan peranannya masing-masing. Dengan harapan kita penurunan stunting bisa sesuai dengan target nasional," demikian Yuliswani.