Waspada! BMKG Prediksi Kepahiang Diguyur Hujan Seharian
HUJAN : BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang memprediksi masih ada potensi turun hujan di wilayah Kabupaten Kepahiang dalam beberapa hari ke depan.--EPRAN/RK
Radarkoran.com - Seluruh masyarakat Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu diminta untuk lebih waspada dalam beberapa hari ke depan. Bukan tanpa sebab, lantaran berdasarkan prediksi BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang, daerah ini berpotensi diguyur hujan seharian dengan intensitas tinggi beberapa hari ke depan. Bahkan hujan lebat diprediksi turun disertai petir.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Klas III Kepahiang, Anton Sugiarto mengatakan, berdasarkan analisa cuaca yang dilakukan pihaknya, wilayah Kepahiang masih berpotensi diguyur hujan. Bahkan potensi hujan yang mengguyur daerah ini bisa terjadi seharian penuh.
"Memang masih ada potensi hujan terjadi di daerah kita ini hingga seharian. Ya bukan hanya hujan ringan, tapi juga berpotensi hujan lebat, yang disertai dengan petir," ungkap Anton, Minggu 19 Mei 2024.
Dipaparkan Anton, hujan lebat disertai petir berpotensi terjadi kisaran pukul 10.00 WIB. Selanjutnya, hingga malam berpotensi hujan dengan intensitas ringan. Karena masih ada potensi hujan seharian, masyarakat diminta lebih waspada dari sejumlah ancaman bencana alam yang dapat terjadi, contohnya longsor, banjir, dan sejumlah bencana lainnya.
"Berkaitan dengan suhu, prediksi kita suhu di Kepahiang berada pada 20 hingga 32 derajat celcius. Dengan kecamatan angin hingga 10 hingga Kilometer per jam, dan kelembaban 65 hingga 100 persen," terang Anton.
BACA JUGA:Waspda!!, BMKG Prediksi Terjadi Hujan Lebat di Sejumlah Wilayah Bengkulu
Untuk diketahui, terdapat 3 faktor penyebab hujan masih terus mengguyur wilayah Indonesia termasuk di Kabupaten Kepahiang. Yakni adanya aktivitas Monsun Asia yang disertai adanya potensi seruakan dingin. Sehingga berpengaruh terhadap peningkatan massa udara basah di wilayah Indonesia bagian barat dan selatan ekuator.
Kemudian masih aktifnya gelombang ekuator Rossby dan Kelvin di sekitar wilayah Indonesia bagian tengah, yang turut memicu pembentukan awan hujan. Terakhir, pola belokan angin yang memanjang di selatan ekuator, sehingga terbentuknya pola belokan serta pertemuan angin yang memanjang di selatan ekuator sebagai dampak dari penguatan angin Monsun Asia.