Tradisi Sarafal Anam di Desa Meranti Jaya Terjaga dengan Baik

MUSIK : Sarafal Anam Ngagai Rupu'an Desa Meranti Jaya tetap terjaga dengan baik ditengah gempuran musik modern saat ini.--SUHAI/RK

Radarkoran.com - Tradisi Sarafal Anam di Desa Meranti Jaya Kecamatan Ujan Mas Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu, hingga sekarang ini masih terjaga dengan baik.

Adalah Grup Sarafal Anam, Ngagai Rupu'an yang berarti bersatu dengan pikiran. Saat ini grup ini memiliki 60 anggota dan menjadi salah satu seni budaya tersendiri bagi Suku Serawai yang berdiam di Desa Meranti Jaya.

Grup ini kerap tampil di tengah-tengah masyarakat Meranti Jaya dalam memperingati hari besar umat Islam seperti Maulid Nabi hingga acara tamat kaji anak madrasah di wilayah desa tersebut.

Dalam penampilannya, dilantunkan syair pujian yang dibawakan dengan merdu diiringi alat musik tabuh rebana. Tradisi  dilaksanakan oleh suku Serawai yang mendiami Desa Meranti Jaya ini, dengan perkembangan zaman mulai dilaksanakan oleh masyarakat tanpa membedakan latar belakang suku maupun sosial.

Ketua Sarafal Anam Ngagai Rupu'an, Nazarudin menuturkan, Sarafal Anam merupakan salah satu tradisi kesenian dan budaya masyarakat  yang sudah turun temurun saat Khatam al-quran, maulid nabi serta saat pesta pernikahan.

BACA JUGA:Sarafal Anam, Tradisi Desa Suro Lembak Masih Terjaga

"Tradisi ini kami jaga dengan baik ditengah perkembangan zaman saat ini. Sarafal anam ini disajikan dalam bentuk seperti mengiramakan sebuah lagu, namun lagu yang digunakan bernuansa Islami serta berisi pujian terhadap Allah SWT, rasul dan nabi," ungkap Nazarudin, Sabtu 25 Mei 2024.

Masyarakat setempat sangat antusias melaksanakan tradisi turun temurun ini, terlihat dari simbol adat “Nasi Kuning” yang diisi dengan lauk pauk seperti ayam goreng , telur dan lalapan yang di siapkan oleh masing-masing siswa saat khatam al-qur'an di sekolah. Seperti MIS 01 Kepahiang beberapa waktu lalu. 

"Ini adalah tradisi bagaimana kita terus menjaganya agar tidak terjadi kepunahan. Dengan hadirnya Sarafal Anam ini tengah masyarakat sebagai bentuk syukur dan kegembiraan kita, dengan memberikan sedekah dalam bentuk makan bersama sebagai simbol adat atau nasi kuning ini dengan harapan kita semua mendapatkan syafaatnya di yaumul akhir kelak," tutup Nazarudin.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan