Buka Diklat Potensi SAR, Ini Pesan Bupati Syamsul
Bupati Rejang Lebong Drs. H. Syamsul Effendi, MM membuka Diklat pertolongan pertama potensi pencarian dan pertolongan atau SAR, Senin 10 Juni 2024.--IST/RK
Radarkoran.com - Bupati Rejang Lebong Drs. H. Syamsul Effendi, MM membuka Diklat pertolongan pertama potensi pencarian dan pertolongan atau SAR, Senin 10 Juni 2024. Diklat potensi SAR tersebut dilaksanakan di Gedung Serbaguna Balai Diklat Rejang Lebong, 10-15 Juni 2024.
‘’Pertama saya ucapkan terimakasih kepada Basarnas yang telah melaksanakan pelatihan ini. Soalnya, Rejang Lebong memiliki beragam potensi bencana alam. Bulai dari gunung meletus, gempa bumi, angin puting beliang, banjir dan tanah longsor. Termasuk cuaca ekstrem. Yang tidak ada cuma tsunami,’’ kata bupati Syamsul.
Lewat pelatihan ini, Bupati Syamsul berharap bisa meningkatkan kemampuan dan keterampilan para peserta dalam memahami situasi dan kondisi di wilayah bencana. Khususnya dalam mencari, menolong dan mengidentifikasi korban bencana.
‘’Bencana alam mini tidak bisa diprediksi kapan akan terjadi. Kita berharap ilmu didapat para peserta pelatihan tidak digunakan. Karena tidak ada bencana. Tapi, ketika bencana terjadi kita siap turun memberinkan pertolongan,’’ singkatnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana, Agus Mujiono, SH menjelaskan ada 50 peserta yang mengikuti Diklat potensi SAR. Mereka berasal dari berbagai instansi dan organisasi potensi pencarian dan pertolongan dari Rejang Lebong, Kepahiang dan Kabupaten Lebong.
‘’Para peserta pelatihan dibimbing 5 instruktur, 4 asisten instruktur, 1 supervisi, 2 mentor. Serta 18 panitia,’’ tutur Agus Mujiono.
BACA JUGA:KUA Curup Tengah Kalibrasi Kiblat 13 Masjid/musala, Ini Hasilnya
Dalam kegiatan ini ada beberapa materi yang akan disampaikan oleh para instruktur. Mulai dari substansi Basarnas, teknik pertolongan pertama, penilaian korban, pemindahan korban, bantuan hidup dasar dan resusitasi jantung, paru. Serta materi tentang pendarahan dan syok, cedera jaringan lunak dan organ dalam, patah tulang, cedera kepala, dada, tulang belakang dan penggunaan KED. Penanganan luka bakar dan kedaruratan lingkungan, terapi oksigen, triage dan pembinaan fisik.
"’Metode pelatihan berupa teori, tanya jawab, praktik atau aplikasi lapangan, demonstrasi dan simulasi, " jelas Agus.
Disisi lain, Kepala Basarnas Provinsi Bengkulu, Muslikun Sodik, S.KM, mengungkapkan, pelatihan ini dilaksanakan untuk meningkatkan keterampilan personel potensi dalam memberikan pertolongan cepat, tepat dan akurat kepada korban bencana.
‘’Jadi, manfaatkan dengan sebaik-baiknya pelatihan ini. Sehingga para peserta bisa menjadi garda terdepan dalam pencarian pertolongan korban bencana,’’ demikian Muslikun.