Anak Krakatau Paling Aktif, Ini 3 Gunung Api di Indonesia yang Sedang Muntahkan Debu
Gunung anak krakatau merupakan satu dari 3 gunung api yang terus aktif di Indonesia dan masih mengeluarkan muntahan debu.--FOTO/NET
BACAKORAN RK - Ada 3 gunung api di Indonesia yang terus aktif sampai sekarang. Bahkan diantaranya secara berkala mengeluarkan muntahan debu. Ya, yang teranyara Gunung Anak Krakatau yang kolom muntahan debunya mencapai ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut.
Dari laporan layanan publik Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi ESDM, ketiga gunung api yang terus aktif di Indonesia meliputi Gunung Merapi, Gunung Anak Krakatau, dan Gunung Ili Lewotolok. Dari ketiga gunung ini, Gunung Anak Krakatau tercatat sebagai gunung yang paling aktif menyemburkan debu vulkanik.
Tercatat pada Selasa (5/12) lalu, Gunung Anak Krakatau menyemburkan debu vulkanik sejak pagi hingga tengah malam. Pada pukul 4.38 WIB kolom debu kurang lebih 700 meter dari atas puncak. Dimana erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 63 mm dan durasi 41 detik.
Kemudian beberapa jam berselang, yakni pukul 11.51 WIB kembali kolom letusan teramati hingga 500 m di atas puncak yang erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 44 mm dengan durasi 87 detik.
Selanjutnya pada pukul 12.56 WIB, kolom letusan teramati mencapai 1.000 m di atas puncak dengan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 60 mm dan durasi 120 detik. Erupsi gunung Anak Krakatu ini terus terekam pukul 13.38 WIB, pukul 16.25 WIB, pukul 18.00 WIB, dan pukul 21.56 WIB.
Selain Gunung Anak Krakatau, berdasarkan laporan telegram Magma Indonesia, mencatatkan bahwa Gunung Ili Lewotolok yang berada di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami erupsi pada hari yang sama, Selasa 5 Desember 2023 pukul 17.41 WITA. Tinggi kolom letusannya teramati kurang lebih 500 m di atas puncak dengan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23.5 mm, serta durasi 60 detik.
Sementara, Gunung Marapi yang berada di Sumatera Barat (Sumbar) hingga Rabu (6/12) pagi sudah memakan korban hingga 23 orang sejak erupsi pada 3 Desember lalu, dan masih terus menyemburkan awan panas. Pada Selasa (5/12) pukul 6.24 WIB, tinggi kolom erupsi tidak teramati, dan erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 25.1 mm dan durasi 80 detik.