Alhamdulillah! Harga Cabai Rawit Merah Bikin Petani Sumringah

CABAI : Endang, salah satu petani cabai rawit merah Desa Suro Lembak menunjukkan tanamannya yang tumbuh subur.--SUHAI/RK

Radarkoran.com - Harga cabai rawit merah di tingkat petani di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu perlahan mulai membaik. Jumat 12 Juli 2024, harga cabai rawit merah ini justru membuat petani cabai sumringah. Bagaimana tidak, di tingkat petani harga cabai rawit merah saat ini mencapai Rp 42.000/Kg. 

Namun harga cabai rawit merah itu terantung dengan kualitas cabai itu sendiri. Jika kualitas cabai jelek maka akan berpengaruh terhadap harga jualnya.

Endang (40), salah satu petani cabai rawit merah di Desa Suro Lembak menyebutkan saat ini harga cabai hasil panennya dibeli Rp 42.000/Kg oleh toke.

"Alhamdulillah harga ini sudah mulai bagus. Biasanya sekitar Rp 30.000/Kg, bahkan pernah pas anjlok hanya Rp 7.000 sekilonya. Tapi harga juga pernah naik sampai Rp 100.000/Kg beberapa tahun lalu," katanya, Jumat 12 Juli 2024.

Saat ini, ia menanam cabai seluas seperempat hektare. Usia tanamannya bervariasi, karena tersebar di beberapa lokasi. Ada yang mulai berbuah, ada yang sudah tua dan siap panen. Dengan harga jual yang ada saat ini menurutnya sangat menguntungkan petani.

BACA JUGA:Good Agriculture Practise, Sekolah Lapangan Budidaya Cabai Kolaborasi Dinas TPHP dan Distankan

Lebih jauh Endang menyampaikan jika biaya untuk menanam cabai dengan luas seperempat hektare mencapai Rp 7 juta. Biaya itu dikeluarkan mulai untuk biaya mencangkul, membeli mulsa, bibit, biaya tanam, obat hama hingga ongkos memetik. 

Sementara umur tanaman cabai rawit merah ini yakni 6 bulan. Tergantung perawatannya, kalau bagus dirawat tentunya masa panen cabai akan lama bertahan.

"Harga saat ini menguntungkan petani. Harga cabai untuk bisa menutup biaya produksi adalah Rp 30.000 per Kg," lanjutnya. 

Lanjut Endang, ia menerakan sistem tumpang sari pada tanaman cabai rawit merah yang ia tanam. Di areal samping cabai rawit ini juga ia tanam timun, kacang tanah, pucuk lumai, tomat, sawi manis serta bawang daun. 

"Untuk cabai rawit kita sendiri membeli bibit lokal dengan merek dagang Kausar. Dan alhamdulilah juga bibit ini tidak mudah terserang penyakit. Kalau bibit lain mudah diserang penyakit busuk kering pada buah atau istilah pertaniannya penyakit patek diakibatkan jamur. Kita berharap harga ini tetap naik dan jangan sampai anjlok terlalu tinggi karena biaya seperti pupuk dan racun saat sangatlah mahal," pungkas Endang.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan