Produksi Marning Jagung Desa Bukit Barisan Menurun, Ini Penyebabnya
MARNING : Produksi jagung marning yang diolah sejumlah masyarakat Desa Bukit Barisan saat ini mengalami penurunan, akibat cuaca dan pasokan bahan baku jagung. --IYUS/RK
Radarkoran.com - Marning, kuliner yang terbuat dari jagung menjadi oleh-oleh khas dari Desa Bukit Barisan Kecamatan Merigi Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Namun sayang, produksi jagung marning yang diolah sejumlah masyarakat Desa Bukit Barisan saat ini mengalami penurunan.
Faktor cuaca yang tidak menentu saat proses penjemuran menjadi penyebab hasil produksi marning di daerah ini menurun. Seperti dialami Siti Fatimah Warga Desa Bukit Barisan.
Kepada Radarkoran.com, Siti menuturkan bahwa dirinya sudah memproduksi marning jagung sejak tahun 1980 dari orang tuanya sampai sekarang.
Siti juga menceritakan, usaha pembuatan marning jagung saat ini menurun, mulai dari pasokan jagung yang kurang, ditambah lagi cuaca yang tidak menentu. Sementara kering sempurna jagung marning tergantung terik matahari.
BACA JUGA:Paguyuban Reog di Kepahiang, Satu-satunya Hanya Desa Bukit Barisan
"Dulu sempat kewalahan produksi, namun sekarang biasa-biasa saja, permintaan tetap ada terus tapi produksinya yang menurun karena cuaca. Iya, kita juga mengalami kendala pasokan jagung dari petani berkurang. Jadi harus nunggu jagung dari luar Kabupaten Kepahiang," terang Siti Fatimah, Selasa 16 Juli 2024.
Siti Fatimah menjelaskan, untuk proses pembuatan marning jagung cukup lama, dalam sehari belum tentu sudah jadi.
"Pertama kita preteli dulu jagung-jagungnya, lalu dicuci sebanyak 2 kali. Kemudian dijemur sampai 2 hingga 4 hari sampai benar-benar kering, lalu didinginkan dulu. Setelah didinginkan, baru bisa digoreng, dan terakhir ditaburi bawang putih goreng," jelasnya.
Menurut Siti, usaha ini juga merupakan turun temurun dari orang tuanya yang lebih dulu membuat marning jagung khas Jawa. Dia membeberkan, ia sudah bisa menjual 100 Kilogram marning jagung untuk setiap pekannya. Namun pada saat cuaca kurang bagus, produksi maning jagung hanya bisa mencapai 50 Kilogram saja.
"Yang pesan ada dari Lubuklinggau, Kota Bengkulu, dan dari Jambi. Untuk harganya, khusus untuk jual lagi Rp 10.000 per bungkus yang pakai bawang putih goreng. Sedangkan yang biasa, itu harganya Rp 7.500 per bungkus," jelas Siti.
BACA JUGA:Penggunaan DD TA 2024 Bukit Barisan untuk Bangun Jalan dan LPJU
Siti menambahkan, saat awal proses pengolahan jagung marning, semuanya secara tradisional dari cara pengeringan jagung.
"Untuk bumbu pun kita cukup rempah bawang putih, garam, terus cara goreng pakai bahan bakarnya kayu. Makanya cita rasa jagung marning Bukit Barisan ini berbeda dengan marning jagung di daerah lain," pungkasnya.