Pilkada Jabatan

Pertarungan di Pilgub Jatim meskipun diikuti tiga pasangan calon sejatinya merupakan pertarungan Khofifah vs Risma.----Eko/RK

Gus Hans lantas merasa ditinggalkan Khofifah. Setidaknya merasa diabaikan. Lalu gabung menjadi pesaing Khofifah.

Gus Hans yang kalem rasanya memang lebih cocok jadi pasangan Risma yang temperamental.

Dengan demikian suara NU akan terpecah ke Khofifah dan ke Gus Hans.

Tidak hanya itu.

PKB tiba-tiba mendaftarkan kadernya sendiri untuk calon Gubernur Jatim. Kader wanita. Namanya: Luluk entah siapa. Berpasangan dengan kader NU juga. Namanya: saya lupa.

Maka tiga wanita sama-sama maju bertarung di Jatim. Laki-laki Jatim rupanya merasa tidak ada yang berdaya. Semua hanya di posisi calon wakil.

PKB nekat di Jatim. Atau main-main. Di kandang, PKB berani main-main. Tidak di Jakarta.

Banten ada dramanya sendiri: Anda sudah tahu ''drama Airin'' yang pandai memainkan gejolak perasaan partai-partai.

Drama lainnya terjadi di Tangerang Selatan.

Jateng juga punya daya tarik yang lain: mantan panglima TNI jadi calon gubernur. Yakni Jenderal bintang empat TNI Andhika Perkasa.

BACA JUGA:KPU Rejang Lebong Terima Pendaftaran 3 Pasangan Cakada

Lawannya: mantan Kapolda yang hanya bintang dua. Yakni Irjen polisi Ahmad Lutfi.

Ada juga sekelas menteri jadi calon wali kota. Di Yogyakarta.

Kepala BKKBN dr Hasto Wardoyo dicalonkan oleh PDI-Perjuangan di Pilwali Yogya. Ia orang hebat. Baik saat jadi Bupati Kulonprogo maupun saat menjabat kepala BKKBN.

Kalbar kali ini tumben: semua calon gubernur suku Melayu. Tidak perlu ada saingan keras antar suku lagi. Rumus lama di sana: bila Melayu punya dua calon Dayak yang menang. Bila Dayak punya dua calon Melayu yang menang. Suku Madura sering sebagai penentu.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan