Petani di Lebong Sumringah Harga Padi Naik Signifikan jadi Segini

PANEN : Masyarakat Kabupaten Lebong saat ini mulai memasuki masa panen yang disambut sumringah karena harga padi naik signifikan dibanding panen sebelumnya.--EKO/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Sebagian besar areal persawahan di wilayah Kabupaten Lebong saat ini mulai memasuki masa panen. Kondisi ini disambut suka cita oleh masyarakat Lebong yang sebagian besar adalah petani sawah. Terlebih saat ini harga padi naik signifikan jika dibandingkan dengan musim panen sebelumnya.

Data yang berhasil dihimpun, sekarang harga satu karung padi rata-rata diangka Rp 330 ribu hingga Rp 340 ribu. Sementara pada musim panen sebelumnya, harga satu karung padi hanya berkisar antara Rp 230 ribu hingga Rp Rp 250 ribu saja.

Meski harga padi naik signifikan, namun pada musim panen kali ini hasil produksi sebagian petani di Kabupaten Lebong sedikit susut atau berkurang jika dibanding hasil panen sebelumnya.

Seperti yang disampaikan Cecep, salah satu petani di Desa Sungai Gerong Kecamatan Amen. Menurutnya pada musim panen sebelumnya, lahan sawah kurang dari satu hektare miliknya bisa memperoleh 35 karung padi. Namun pada musim panen saat ini hanya mampu mendapatkan hasil 32 karung padi saja.

BACA JUGA:Soal Addendum NPHD Pendanaan Pilkada, Pekan Ini KPU Koordinasi dengan Pemkab

"Untuk hasil produksi lahan sawah milik saya sedikit menurun jika dibandingkan dengan hasil panen tahun sebelumnya, " jelas Cecep.

Namun demikian, untuk dari segi harga, terjadi kenaikan yang cukup signifikan. Untuk satu karung padi sekarang harganya di angka Rp 330 ribu hingga 340 ribu. Sementara pada panen tahun lalu harganya hanya berkisar Rp 230 ribu hingga Rp 250 ribu untuk satu karung padi.

"Alhamdulillah meski hasil panen turun namun sangat terbantu dengan naiknya harga jual padi yang cukup signifikan, " lanjut Cecep.

Terkait dengan program tanam dua kali setahun yang digalakkan Pemkab Lebong saat ini, Cecep mengaku masih akan melihat petani lainnya. Jika banyak yang ikut melaksanakan tanam dua kali, maka dirinya juga akan ikut melakukan turun tanam kedua tahun 2024 ini.

"Kalau yang ikut turun tanam kedua sedikit saya khawatir dengan serangan hama tikus yang bisa menyebabkan gagal panen. Tapi kalau yang ikut turun tanam banyak, maka saya juga akan ikut, " lanjutnya.

BACA JUGA:Program Magang ke Jepang Kembali Dibuka, Yuk Daftar

Yang jelas setelah panen, lanjut Cecep, dirinya masih akan menunggu buah padi kedua atau biasa yang disebut masyarakat sekitar padi batet. Sembari menunggu kepastian untuk ikut melaksanakan turun tanam kedua atau tidak.

"Tanam kedua kemungkinan besar baru akan dilaksanakan sesudah lebaran Idul Fitri. Jadi sementara saya masih akan menunggu buah batet, " demikian Cecep.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan