Dinkes Kepahiang: 4 Penyakit Ini Kerap Dialami Masyarakat saat Pancaroba

Jumat 27 Sep 2024 - 17:21 WIB
Reporter : Novrian Hidayat
Editor : Candra Hadinata

Radarkoran.com - Musim Pancaroba adalah masa peralihan antara dua musim utama di daerah iklim muson, yaitu di antara musim penghujan dan musim kemarau.

Sebagai akibatnya, pada saat musim pancaroba ini berlangsung, terjadi respon tubuh yang juga ikut mengalami perubahan.

 Hal ini kemudian membuat turunnya imun tubuh sehingga, berpotensi terjadinya infeksi atau penyakit lainnya.

Menurut Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kepahiang, H. Tajri Fauzan, S.KM, M.Si, terjadinya musim pancaroba ini memang lumrah. Ditambah lagi, belakangan ini Kepahiang termasuk dalam salah satu wilayah yang juga ikut mengalami peralihan musim itu, dari kemarau menjadi musim hujan.

Akibat dari musim pancaroba ini, sedikitnya ada 4 jenis penyakit yang paling sering menjangkit masyarakat Kepahiang. Beberapa diantaranya adalah seperti flu dan juga DBD.

"Sekarang ini sebetulnya kita sudah masuk pada musim pancaroba, setelah berbulan-bulan yang lalu kemarau, sekarang ini kan sudah sering turun hujan. Nah ada 4 jenis penyakit yang wajib kita waspadai karena paling sering menjangkt masyarakat pada musim-musim seperti ini," terang Tajri, 27 September 2024.

BACA JUGA:Tips Menjaga Kesehatan Saat Musim Pancaroba

Selain flu dan DBD yang memang kasusnya cukup tinggi di Kepahiang ini, ada juga penyakit seperti ISPA dan chikungunya yang biasanya juga menjangkit masyarakat.

 ISPA sendiri tergolong sebagai salah sau penyakit menular yang penularannya bisa melalui percikan air liur orang yang terinfeksi.

"Sementra untuk chikungunya sekilas mirip seperti DBD. Beberapa gejla yang biasanya dialami pasien seperti demam, nyeri sendi, sakit kepala, nyeri otot, mual, ruam pada kulit dan kelelahan," jelasnya.

Selain mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup sehat, Tajri juga berpesan kepada seluruh pasien yang sudah lebih dahulu terjangkit dan sekarang tengah menjalani masa pengobatan.

 Pesan yang disampaikan Tajri salah atunya adalah untuk pasien ISPA agar menjaga etika ketika sedang batuk.

"Upayakan tutup mulut dan hidung, jaga jarak, dan gunkan masker. Supaya percikan liur penderita tidak mengenai orang lain, terutama keluarga dan anak-anak," demikian Tajri.

Kategori :