Raja Terkaya RI Bagi-bagi Duit Rp 20 Miliar, Agar Rakyat Tidak Menderita

Sabtu 05 Oct 2024 - 09:42 WIB
Reporter : Suhay Putra
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com  - Tak ada gunanya punya harta banyak, tapi masyarakat di sekitar masih terjerat kemiskinan dan kesengsaraan. Atas dasar ini, raja dan orang terkaya Indonesia, Sultan Hamengkubuwana IX, membagi-bagikan uang kepada rakyat selama 4 bulan lamanya. 

Kisah ini terjadi pada 1947 di Yogyakarta ketika Belanda ingin menjajah kembali Indonesia, atau periode Agresi Militer. Kala itu, pertempuran membuat banyak rakyat menderita. Mereka tambah miskin dan tak jarang harus kehilangan tempat tinggal. 

Para pegawai negeri kala itu juga bernasib sama. Sejak kedatangan Belanda, praktis mereka tak bisa bekerja dan mendapat gaji, sehingga keluarga di rumah tak bisa makan. Dalam keadaan demikian, rakyat berada di antara dua pilihan: tetap setia ke Indonesia meski menderita atau membelot ke Belanda dan dapat hidup berkecukupan. 

Kondisi demikian lantas membuat Sri Sultan tergerak memberikan bantuan. Apalagi, dia pernah mendorong semua orang agar memberikan bantuan pada masa sulit.

Alhasil, Sultan Hamengkubuwana IX bergegas membuka peti harta keraton dan membagi-bagikannya kepada rakyat yang memerlukan. Uang gulden Belanda disebar ke rakyat di luar keraton dan dibantu oleh sekretaris pribadi dan para pejabat lain. 

Dalam wawancara kepada penulis Takhta untuk Rakyat: Celah-Celah Kehidupan Sultan Hamengku Buwono IX (1982), dia mengaku tak mengetahui berapa banyak uang yang dibagikan.

BACA JUGA:Arini Janda Terkaya di Indonesia, Kekayaannya Tembus Rp 13,9 Triliun

Sultan membagi-bagikan uang tak hanya ke perseorangan, tapi juga lembaga. Tentara dan unit Palang Merah Indonesia (PMI) mendapat dana hibah dari kas pribadi Sultan yang semuanya digunakan untuk mengusir tentara Belanda.

Kendati Raja Jawa itu tak mengetahui nominal pembagian uang, Wakil Presiden Mohammad Hatta ternyata ingat jumlah pastinya, yakni sekitar 5 juta gulden. Nominal 5 juta gulden sekitar Rp20-an miliar pada masa sekarang. Ketika Sri Sultan membagi-bagikan uang, Hatta sempat bertanya apakah negara perlu mengganti seluruh harta Sultan.

Namun, Sri Sultan tak menjawab dan menunjukkan sikap keikhlasan membantu sesama. Tercatat, dia menebar uang setiap hari ke masyarakat Yogyakarta dan para pegawai di Kesultanan selama 3-4 bulan. 

Bagi penguasa Yogyakarta tersebut, uang lima juta gulden hanya sedikit dari hartanya. Sejarah mencatat, dia menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia yang memperoleh harta dari warisan dan sistem feodalisme kerajaan. Sebelumnya, dia pernah menyumbang 6,5 juta gulden kepada pemerintah sebagai modal awal pembentukan Indonesia. Nominal 6,5 juta gulden setara Rp 32 miliar pada masa sekarang. 

Kategori :