Radarkoran.com - Penyakit Ngorok atau Septicaemia epizootica (SE) pada ternak sapi dan kerbau di Bengkulu saat ini kian menyebar, bahkan sudah 950 ekor ternak yang terdampak di Provinsi Bengkulu.
Selain itu, wilayah penyebarannya juga semakin meluas, dari yang sebelumnya berfokus pada dua daerah yakni Bengkulu Selatan dan Kaur, saat ini telah menyebar ke daerah lainnya seperti Kepahiang, Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah dan Kota Bengkulu.
Disampaikan Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu, drh. M. Syarkawi, untuk menanggulangi penyebaran penyakit yang disebabkan bakteri Pasteurella multocida tersebut, pihaknya sudah melakukan pemberian obat-obatan, antibiotik, vitamin hingga vaksin kepada hewan ternak yang beresiko tertular.
Hanya saja, karena sifat penyakit ini yang sangat menular, upaya percepatan penangan sulit dioptimalkan. Apalagi ditambah kondisi jumlah vaksin yang diterima dari pusat hanya kisaran 3.000 dosis, jumlah itu tidak mencukupi untuk mengakomodir semua hewan ternak yang ada di lingkungan penularan.
"Untuk stok obat-obatan, antibiotik, dan vitamin sudah kita salurkan ke peternak. Dan untuk vaksin kita menerima 3 ribu bantuan pusat. Dengan jumlah itu tentunya masih kurang ya," kata Syarkawi.
Ia ,menyebut, alokasi vaksin bantuan dari pemerintah pusat secara keseluruhan telah disebarkan ke kabupaten/kota yang mengalami penyebaran kasus. Vaksin ini akan digunakan untuk mencegah penyebaran pada ternak yang belum terjangkit SE.
BACA JUGA:Kerugian Peternak Akibat Wabah Ngorok Diperkirakan Capai Rp 23 Miliar
"Dari provinsi semuanya telah kita salurkan ke kabupaten," imbuhnya.
Sementara itu, saat dikonfirmasi bagaimana para peternak untuk mendapatkan vaksin tersebut, Syarkawi mengimbau agar para peternak dapat mendatangi dinas atau pusat kesehatan hewan di daerah masing-masing.
"Vaksin ini gratis, selama stoknya masih ada dan tersedia di kabupaten, para peternak bisa berhubungan dengan petugas Puskeswan maupun petugas-petugas kita yang ada di lapangan," tutupnya.