Pengerukan Alur Pelayaran Pulau Baai Bengkulu Ditargetkan Dimulai Desember 2024

Selasa 19 Nov 2024 - 09:10 WIB
Reporter : Gatot Julian
Editor : Eko Hatmono

Radarkoran.com - Proses pengerukan alur pelayaran di kawasan Pelabuhan Pulau Baai Kota Bengkulu yang mengalami pendangkalam hingga 2 Low Water Spring (LWS) ditargetkan akan dimulai pada bulan Desember 2024 mendatang.

Asisten II Setda Provinsi Bengkulu, RA. Deni mengatakan, melihat proses yang tengah berlangsung terkait dengan pembahasan yang dilakukan, pengerukan bakal berlangsung Desember 2024.

Terlebih, proses untuk pengerukan yang bakal dilakukan di pelabuhan Pelindo II tersebut tidak bisa ditunda dan harus segera dikeruk lantaran menghambat aktivitas lalu lintas laut di pelabuhan Pulau Baai. 

"Secepatnya itu (alur Pulau Baai) akan dikeruk Desember ini nanti, karena urgent," kata RA Deni pada Senin, 18 November 2024.

Ia menuturkan, sejauh ini masih berlangsung proses-proses yang diperlukan untuk percepatan pengerukan, seperti rapat-rapat pertemuan yang dilakukan pihak dunia usaha pemanfaat jasa pelabuhan dan PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Persero serta instansi terkait lainnya untuk membahas anggaran pengerukan.

"Saat ini masih berjalan (pembahasan), karenakan inikan menggunakan metode Private Company," ujar RA Deni. 

BACA JUGA:PT. Bimex Siap Terlibat Dalam Pengerukan Alur Pelabuhan Pulau Baai

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Perusahaan Batubara Bengkulu (APBB) Provinsi Bengkulu, Sutarman mengatakan, untuk saat ini progres pengerukan kawasan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu sedang berproses mendengarkan pemaparan dari perusahaan pengerukan, yakni PT. SPU yang telah ditunjuk sebagai bakal perusahan yang akan melakukan pengerukan.

"Kita telah melakukan pertemuan dan rapat sejauh ini, termasuk dengan pertemuan dengan Pelindo pusat dan rapat teknis mendengarkan pemaparan dari PT. SPU," ungkap Sutarman.

Ia menambahkan, setelah semua rangkaian dan tahapan dilakukan, maka proses pengerukan akan segera dilakukan secepatnya dengan mekanisme yang telah disepakati semua pihak. 

"Saat ini terus dibahas bersama pihak yang memang terlibat, karena ini metode Join Venture Company," ujar Sutarman.

Kategori :