Radarkoran.com - Balai Benih Padi di Desa Lubuk Kembang, Kecamatan Curup Utara, Kabupaten Rejang Lebong saat ini kondisinya telah beralih fungsi menjadi lahan tanaman jagung secara keseluruhan.
Menanggapi persoalan ini, Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong menyatakan jika alih fungsiBalai Benih induk (BBI) Padi di Desa Lubuk Kembang menjadi lahan pertanian jagung adalah langkah strategis. Keputusan ini diambil untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan mengatasi persoalan di kawasan tersebut.
Bupati Rejang Lebong, Fikri Thobari, mengatakan bahwa alih fungsi Balai Benih Padi menjadi lahan pertanian jagung merupakan langkah strategis untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan sebagai alternatif karena kondisi irigasi di kawasan tersebut rusak.
"Karena kondisi air yang tidak memungkinkan karena irigasi rusak. Tapi kita tetap maksimal yang ada," kata Bupati Fikri.
Ia menambahkan, karena kondisi BBI Padi Lubuk Kembang yang tidak memungkinkan, nantinya untuk bibit padi akan di cari pada titik-titik BBI Padi yang lainnya.
"Kita akan cari pada BBI kita yang memeng potensi airnya tidak kurang dan memang hasilnya bisa dimaksimalkan benihnya. Karena dalam sejarahnya kita Rejang Lebong ini sebagai tempat lumbungnya padi," ujarnya.
BACA JUGA:Mahasiswa Rejang Lebong Gelar Protes Putusan Ringan Kasus Pengeroyokan
BACA JUGA: Organisasi Wanita Diminta Ikut Galakkan Sektor Wisata
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Peternakan Rejang Lebong, Achmad Syafriansyah, SP menambahkan, alih fungsi Balai Benih Induk Padi menjadi lahan pertanian jagung sejalan dengan program pemerintah daerah untuk meningkatkan diversifikasi tanaman dan produktivitas lahan pertanian.
"BBI Lubuk Kembang ini kan seharusnya kita memproduksi benih padi, jagung dan palawija. Tapi karena irigasi nya tidak ada, untuk sekarang kita tanam yang tahan tidak ada pengairan, yakni jagung," kata Syafriansyah.
Disisi lain, ia menyebutkan jika produksi benih padi membutuhkan anggaran yang besar serta harus bekerjasama dengan Balai Sertifikasi Benih
"Anggaran kita masih kurang dan terbatas, sehingga kita optimalkan dengan kondisi yang ada. Seperti saat ini kita manfaatkan untuk menanam jagung. Tapi aktivitasnya tetap berjalan," imbuhnya.
Untuk penyediaan benih padi sendiri, Syafriansyah menyebut jika pihaknya sudah siap. Hal ini karena pihaknya telah bekerjasama dengan penangkar benih padi untuk penyediaan kebutuhan benih para petani yang ada di Rejang Lebong.
"Untuk penangkar benih ini kita ada sekitar 5 orang, mulai dari Curup Selatan dan Rimbo Recap hingga Blumai PUT. Mereka swasta tapi sudah tersertifikasi. Selain itu, kita juga sedang menunggu bantuan benih dari pusat," ujarnya.