Radarkoran.com - Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kepahiang Bengkulu, Ir. Taufik menuturkan bahwa pihaknya saat ini mematok target panen gabah sebanyak 35 ribu ton pada tahun 2026. Angka ini, sambung Taufik, dinilai realistis dan bisa tercapai, dengan luasan lahan di Kepahiang saat ini.
Dari data distan, luas sawah di Kepahiang ada 3,300 hektare, ditambah ratusan hektare lain, yang tersebar di delapan kecamatan. Setiap hektare lahan ditargetkan mampu tanam dan panen sebanyak dua kali dalam satu tahun. Kemudian, dalam satu kali panen, setiap hektare ditargetkan menghasilkan setidaknya lima ton gabah.
"Kalikan saja, sekitar tujuh ribu hektare sawah, menghasilkan lima ton gabah. Itu target produksi kita, mulai tahun ini, sampai tahun 2026," ujar Taufik.
Menurutnya jika target ini tercapai, Taufik mengatakan dengan jumlah penduduk Kepahiang sekitar 150 ribu, sudah sangat cukup untuk menopang kebutuhan beras selama satu tahun.
Pada pertengahan 2025 ini, berdasarkan data tahun-tahun sebelumnya, jumlah panen gabah Kepahiang hanya cukup untuk enam sampai tujuh bulan. Namun, dengan target panen dua kali setahun, dan lima ton per hektare, maka hasil panen akan lebih dari cukup untuk kebutuhan satu tahun.
"Jadi, misal ada kondisi darurat, kita sudah swasembada beras. Kita tidak butuh beras dari luar Kepahiang, saat kondisi darurat. Kalau normal, tentu ada mekanisme pasar. Kalau darurat, kita sudah lebih dari cukup," sambungnya.
BACA JUGA: 2026 Lampu PJU LED Bakal Sinari Seluruh Wilayah Kepahiang
BACA JUGA:Ribuan Hektare Sawah di Kepahiang Bakal Dapat Bantuan Pengairan: Segini Anggarannya
Sebelumnya diberitakan bahwa, Bulog Kabupaten Rejang Lebong dikabarkan baru saja memborong hasil tani berupa gabah padi milik petani di Kabupaten Kepahiang. Bahkan kabarnya, hasil tani berupa gabah padi yang dibeli oleh Bulog Rejang Lebong dari masyarakat itu, mencapai kurang lebih 5 ton.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Kepahiang, Ir. Taufik membenarkan hal ini. Bahkan menurut Taufik, gabah padi yang ditampung oleh Bulog Rejang Lebong ini dibeli dengan harga Rp 6.500 perkilogram. Kepada Radarkoran.com, Taufik menjelaskan bahwa harga Rp 6.500 perkilo itu, adalah khusus untuk padi yang dalam kondisi kering pada saat panen.
"Alhamdulillah untuk di Kabupaten Kepahiang, petani kita sudah ada yang memulai menjual hasil panen gabah padi kepada Bulog. Saya baru saja dari lapangan bersama dengan Kepala Bulog Rejang Lebong, mereka sudah menampung padi di Kepahiang ini kurang lebih 5 ton, dengan harga Rp 6.500 perkilo," demikian Taufik.