Radarkoran.com - Petani kopi di Kabupaten Bengkulu Tengah kecewa. Hal tersebut disebabkan turunnya harga jual biji kopi. Harga sebelumnya mencapai Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per Kilogram. Namun sekarang harga kopi turun drastis, tinggal Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per Kilogram.
Tentu saja penurunan harga ini memicu kekhawatiran akan ketahanan ekonomi para petani, terutama mereka yang sepenuhnya menggantungkan hidup dari hasil panen kopi, dari musim panen ke musim panen berikutnya.
Diseceritakan oleh Dewi, salah seorang petani kopi di Bengkulu Tengah, yang mengaku sangat kecewa atas penurunan harga biji kopi. Dia menyebut, selisih harga yang terjadi saat ini sangat jauh dan tidak sebanding dengan biaya perawatan kebun, maupun ongkos transportasi yang harus ditanggung.
"Ya kalau sekarang ini harga kopi pada tingkat petani hanya kisaran Rp 45 ribu hingga Rp 50 ribu saja per Kilogramnya. Bahkan ada yang menjual di harga Rp 40 ribu per kilo. Kan sama-sama kita ketahui, sebelumnya harga biji kopi masih mencapai Rp 70 ribu per kilonya. Tentu kami kecewa dengan harga saat ini," sampai Dewi, Minggu 29 Juni 2025.
Lebi lanjut Dewi mengatakan, dia berharap harga kopi dapat kembali stabil di kisaran Rp 65 ribu hingga Rp 70 ribu per kilonya agar hasil jerih payah para petani tidak terbilang sia-sia. Apalagi mayoritas petani harus menempuh perjalanan jauh dari rumah ke kebun dan pasar untuk menjual hasil panen.
"Kalau pun turun harga, jangan turun drastis seperti sekarang ini. Kami butuh harga yang layak supaya ekonomi keluarga kami tetap berjalan," tambahnya.
Sama dengan keluhan Dewi, petani lainnya bernama Ikhsan turut merasakan dampaknya. Ia menilai anjloknya harga kopi sangat memukul semangat petani yang selama ini sudah berusaha maksimal merawat kebun kopi mereka.
BACA JUGA: Aksi Penipuan di Bengkulu Tengah Catut Beberapa Nama Kepala Sekolah
BACA JUGA:Anggarannya Rp 13 Miliar, Gedung Labkesmas Bengkulu Tengah Dibangun Bulan Depan
"Harga kopi sekarang benar-benar turun drastis. Kalau kami menjual ke pengepul dengan harga antara Rp 40 ribu hingga Rp 50 ribu per Kilogram. Kondisi ini membuat kami khawatir, sebab pendapatan tidak sebanding dengan usaha yang kami lakukan," ujarnya.
Dia menambahkan, kondisi seperti saat ini semakin memberatkan para petani yang tidak memiliki sumber penghasilan lain selain dari kopi. Dia berharap ada intervensi dari pemerintah atau pihak terkait lainnya untuk mengatasi persoalan ini sebelum semakin berlarut.
"Kalau tidak segera ditangani, bisa memengaruhi perekonomian petani. Kami berharap harga kopi bisa kembali normal. Apabila perlu, pemerintah ikut turun tangan untuk menintervensi harga, supaya tidak kembali turun dan segera kembali naik seperti semula," demikian Ikhsan.