Legenda Rakyat Bengkulu, Penunggu Aur Sakti di Batu Kalung yang Tidak Boleh Diucap Namanya

Selasa 06 Feb 2024 - 17:15 WIB
Reporter : Novrian Hidayat
Editor : Eko Hatmono

Radarkepahiang.bacakoran.co - Legenda rakyat Bengkulu tepatnya di Kabupaten Kepahiang, cukup banyak dan menarik untuk diceritakan ulang. Nah, kali ini Radarkepahiang.bacakoran.co kembali mengulas cerita rakyat di Desa Batu Kalung Kecamatan Muara Kemumu setelah sebelumnya mengulas cerita tentang sosok Imem Margagah. 

Legenda rakyat satu ini membahas soal Aur Sakti. Yakni ada rumpun bambu yang sebagian besar masyarakat di Desa Batu Kalung menyebutnya Aur Sakti, yang hingga kini masih menjadi tempat favorit sebagaian masyarakat yang percaya akan sakralnya tempat tersebut.

Selain tempatnya yang terasa membuat bulu kuduk merinding, lebaian daun batang-batang bambu kecil seakan jadi rumah tempat penghuni-penghuni ghaib.

Ada sosok penunggu Aur Sakti yang tak boleh diucapkan namanya oleh masyarakat desa. Yang diyakini kalau melanggar hal itu, maka kesialanlah yang akan didapatkan oleh orang yang sengaja ataupun tak sengaja mengucapkan namanya.

Cerita mengenai keramatnya Aur Sakti bukan hanya cerita dari mulut ke mulut. Kisah keramat Aur Sakti menjadi tempat wisata mistik bagi sebagian orang. Cerita ini dibenarkan oleh Kepala Desa Batu Kalung, Sarkawi (44).

BACA JUGA:Makam Imem Margagah, Penjaga Desa Batu Kalung yang Mewajibkan Peziarahnya Bawa Darah Manusia Tewas Terbunuh

Aur Sakti atau rumpun bambu, ungkap Kades Sarkawi mengawali ceritanya, merupakan tempat yang dipercaya oleh masyarakat di desanya sebagai tempat tinggalnya makhluk halus. Di mana menjadi tempat sakral yang berbau mistis.

Ada sosok astral yang tidak boleh disebut namanya, tidak sedikit diyakini oleh masyarakatnya bisa membantu dan mempermudah setiap keinginan meraka agar terwujud. 

Seperti dengan berziarah ke tempat tersebut keinginan meningkatkan pendapatan ekonomi akan lebih mudah diraih begitupun karir hingga politik.

Sebab itu tak hanya masyarakat desa, sambung Kades Batu Kalung ini, banyak juga peziarah yang sengaja datang dari berbagai daerah hingga luar provinsi. 

Tidak lain, tujuan mereka datang yaitu agar mendapatkan karhomah dari cara berdoa serta memohon di Aur Sakti berharap sesuatu yang mereka inginkan seperti kekayaan, ilmu kebathinan ataupun kesuksesan lainnya, supaya dapat diraih dengan mudah.

"Aur Sakti ini, menurut cerita dari sesepuh desa dahulunya, berasal dari sebuah tongkat  yang ditancapkan oleh sosok tua, tinggi serta menggunakan jubah beserta sorban, hingga tongkat tersebut tumbuh menjadi rumpun bambu. Untuk sosok yang menancapkan tongkat itu, namanya pun dilarang diungkapkan," ujar Kades Sarkawi menceritakan.

BACA JUGA:Legenda Hantu Curug Wakwir di Desa Batu Kalung Kepahiang Punya 1 Mata Suka Menculik Warga Dijadikan Santapan

Dari hal-hal yang dilakukan, oleh orang-orang yang percaya, tempat itu bisa membantu mewujudkan keinginan. Sering kali orang-orang tersebut membawa berupa sesembahan seperti hewan ternak untuk dipersembahkan ke Aur Sakti dengan proses ritual khusus melalui juru kunci.

"Orang-orang yang pertama kali datang, mengikuti petunjuk dari juru kunci. biasanya membawa minyak-minyak, bunga hingga ayam bewarnah putih campur kuning, dan menjalankan ritual mengungkapkan tujuan kedatangannya," ceritanya.

Kategori :