Radarkoran.com - Penggunaan air mineral sebagai pengganti air radiator dalam kendaraan telah menjadi tren yang cukup kontroversial. Meskipun terdengar sebagai solusi sementara, praktik ini sebenarnya mengandung potensi bahaya yang serius bagi kesehatan mesin kendaraan.
Air radiator atau yang juga sering disebut dengan water cooling system adalah salah satu elemen penting yang berfungsi untuk mendinginkan mesin agar tidak terjadi overheat dan cairan ini perlu untuk diganti secara berkala.
Sebab, kemampuannya dalam mengikat panas akan mengalami penurunan seiring berjalannya waktu, serta untuk menghindari terjadinya korosi.
Meski begitu, masih saja banyak masyarakat yang masih salah kaprah dalam mengisi atau menambahkan air radiator, dan menggantinya menggunakan air keran atau air minum kemasan mineral.
BACA JUGA:Meski Dicuci Setiap Hari, Motor Listrik Tidak Bakal Korsleting Jika Kamu Perhatikan Hal Ini
Lalu apa efeknya jika mengganti cairan ini dengan kedua air tersebut? Berikut ini adalah penjelasannya.
1. Pembentukan Kerak dan Endapan
Air keran atau air mineral mengandung kalsium dan magnesium yang dapat mengendap pada bagian dalam sistem pendingin radiator. Akumulasi kerak dan endapan ini menyebabkan penyumbatan pada saluran radiator dan berbagai komponen lainnya, yang pada akhirnya mengganggu aliran cairan pendingin dan meningkatkan risiko overheating pada mesin.
2. Korosi
Air keran atau air mineral juga mengandung zat-zat yang dapat menyebabkan korosi pada bagian dalam sistem pendingin. Korosi dapat merusak komponen-komponen radiator dan mesin lainnya, yang tentunya dapat memperpendek umur pakai komponen.
BACA JUGA:Bolehkah Air Wiper Dicampur Shampo? Ini Penjelasannya
3. Penurunan Efisiensi Pendinginan
Air keran atau air mineral tidak dirancang khusus untuk digunakan sebagai cairan pendingin pada radiator. Oleh karena itu, penggunaannya dapat mengurangi efisiensi sistem pendinginan secara keseluruhan. Hal ini dapat menyebabkan suhu mesin naik dan meningkatkan risiko kerusakan pada mesin.