Radarkepahiang.bacokoran.co - Peran dan fungsi BKMT atau Badan Kontak Majelis Taklim dinilai sangat penting untuk meningkatkan kemampuan dan perananan majelis taklim dalam meningkatkan syiar Islam dan kecerdasan ummat.
Karenanya KUA sebagai ujung tombak Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dituntut aktif dan kreatif dalam menyuarakan program Kemenag. Salah satunya dengan menyasar tingkat desa dan kelurahan, guna mendorong diaktifkannya kegiatan-kegiatan keagamaan pada Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT) dan Taman Pendidikan Quran (TPQ) guna mewujudkan tuntas buta bacaan Al-qur'an.
Kakan Kemenag Kepahiang Drs. Albahri, M.Si melalui Kasi Bimas Islam Muhammad Ridwan, M.Ag mengimbau agar majelis taklim ditingkat desa dan kelurahan harus kembali diaktifkan.
Melalui majelis taklim masyarakat diharapkan aktif belajar agama dan ikut memakmurkan masjid. Selain majelis taklim, Penyuluh Agama Islam (PAI) non PNS dan risma juga diminta ikut untuk menyelenggarakan kegiatan-kegiatan agama.
"Melalui kegiatan yang diselenggarakan majelis taklim merupakan sebagian dari pendidikan agama, dari sana masyarakat dapat memperoleh ilmu yang bermanfaat. Khususnya untuk membina anak-anak dan keluarga di rumah, sehingga dalam hal ini KUA harus mendorong diaktifkannya BKMT dan TPQ," jelas Ridwan.
BACA JUGA:Awasi Masa Tenang Pemilu 2024, Bawaslu Rejang Lebong Gelar Apel Siaga
Selain itu, ada juga program didikan subuh yang dilaksanakan oleh santri TPQ atau MDTA dibawah bimbingan guru. Menurutnya, pendidikan agama bagi anak adalah harapan terbesar bagi orang tua. Secara umum kegiatan didikan Subuh merupakan kegiatan yang rutin dilaksanakan pada Minggu pagi di masjid dan musala.
"Kegiatan ini pada dasarnya menampilkan kemampuan dan keterampilan para santri dalam membacakan hafalan-hafalan ayat-ayat pendek, bacaan shalat, doa-doa, pidato dan keterampilan keterampilan keagamaan lainnya. Didikan subuh diharapkan mampu melatih mental dan ketaqwaan anak," jelas Ridwan.
Untuk diketahui, Majelis berasal dari kata jalasa, yajlisu, yang artinya duduk atau rapat. Sedangkan kata taklim berasal dari kata ta lim adalah bentuk masdar yang berarti pengajaran . Asal katanya allama, penggabungannya berarti tempat pengajaran.
Dalam tradisi negara lain, istilah majelis taklim dikenal dengan sebutan halaqah. Dalam tradisi tasawuf, ada zawiyah, semua kata itu menggambarkan kondisi sekelompok muslim yang berkumpul untuk belajar. Mereka mengkaji ilmu keagamaan, baik dari aspek teologi, filsafat, maupun tasawuf.
"Lembaga ini memiliki dua fungsi utama. Pertama, fungsi dakwah. Kedua, majelis taklim memiliki fungsi pendidikan. Kegiatan yang tidak formal dan tidak mengikat membuat masyarakat yang mengikuti kegiatan ini aktif tanpa ada paksaan. Mereka lebih serius mempelajari agama di majelis taklim ketimbang sekolah. Ketika penceramah di majelis taklim mengimbau hindarilah omongan yang tidak terpuji, dan kemudian jangan menyakiti hati orang lain. Ini akan efektif, maka dari itu kita sangat berharap keberadaan BKMT di tiap-tiap desa dan kelurahan terus dimaksimalkan fungsinya, kepada para penyuluh untuk terus melakukan pembinaan agar keberadaan BKMT dapat ditingkatkan," jelas Ridwan.
BACA JUGA:Masa Tenang, Bawaslu Bentuk 3 Tim Sweeping APK
Menurutnya, majelis taklim adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan nonformal yang bertujuan meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT.
Proses pembelajaran di dalamnya mengarah kepada pembentukan akhlak mulia bagi jamaahnya, serta mewujudkan rahmat bagi alam semesta. Majelis taklim merupakan tempat pangajaran atau pendidikan agama Islam yang paling fleksibel dan tidak terikat oleh waktu.
Sifatnya terbuka. Usia berapa pun, profesi apa pun, suku apa pun, dapat bergabung di dalamnya. Waktu penyelenggaraannya pun tidak terikat, bisa pagi, siang, sore, atau malam. Lokasi taklim pun bisa dilakukan di dalam maupun di luar ruangan.