Kekurangan Murid, SDN 21 Kepahiang Hanya Berisi 29 Orang

Kamis 22 Feb 2024 - 19:09 WIB
Reporter : Novrian Hidayat
Editor : Candra Hadinata

Radarkepahiang.bacakoran.co - Sekolah negeri kekurangan murid menjadi masalah yang hingga kini masih banyak dialami sekolah di beberapa daerah, tidak terkecuali di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu. Salah satunya SDN 21 Kepahiang yang berada di Desa Suka Merindu Kecamatan Kepahiang.

Saat ini sekolah yang notabene berada di wilayah perkotaan kabupaten tersebut dalam kondisi kekurangan murid. Lantaran, total hanya ada 29 murid saja, tergabung dari kelas I hingga kelas VI.

Kondisi ini dibenarkan Kepala SDN 21 Kepahiang, Sulasno S.Pd. Dia menuturkan, sekolah yang dipimpinnya berlokasi di desa yang padat penduduk, namun sekolahnya masih kekurangan murid.

"Saat ini, sekolah kami masih kekurangan murid. Jumlah seluruh hanya 29 orang. Semuanya memang berasal dari desa di mana tempat sekolah ini berdiri," sampai Sulasno, Kamis 22 Februari 2024.

BACA JUGA:Dispora Provinsi Bengkulu Dukung Agenda Bedah Buku Bengkulu Hebat

Menurut Sulasno menambahkan, kondisi ini berdampak pada pengurangan jumlah guru, peleburan atau regruping sekolah jika situasi tersebut tidak diatasi.

 Mengingat salah satu syarat guru bisa mendapatkan gaji sertifikasi adalah cukupnya jam mengajar. 

Tidak hanya berdiam diri sambung Sulasno, meskipun jabatannya sebagai Kepala Sekolah baru seumur jagung, pada tahun pertama dirinya sudah berupaya menarik minat orang tua murid untuk bisa mendaftarkan anaknya ke SDN 21 Kepahiang.

Upaya yang dilakukan yaitu memberikan seragam merah putih dan baju olahraga secara geratis. Namun yang didapat hanya berjumlah 5 orang saja.

Berkurangnya minat orang tua mendaftarkan anak-anaknya di SDN 21 Kepahiang, tambah Sulasno, sudah terjadi jauh sebelum dirinya dipercaya menjadi kepala sekolah. 

Berdasarkan keterangan dari beberapa sumber, berkurangnya jumlah siswa pada sekolahnya bukan disebabkan oleh jumlah calon peserta didik yang berkurang setiap tahunnya. Tetapi makin banyaknya sekolah swasta yang berdiri, khususnya sekolah atau madrasah yang bernuansa keagamaan.

"Setelah saya cari tahu dari orang tua murid, ya karena sekarang makin banyak sekolah atau madrasah swasta yang berdiri dengan mengadopsi kurikulum umum dan agama, sehingga menjadi pilihan baru untuk melanjutkan sekolah," papar Sulasno menjelaskan.

BACA JUGA:TK Negeri Pembina Kepahiang Dinobatkan Sebagai Sekolah Penggerak

Padahal sambungnya lagi, kurikulum yang diajarkan pada sekolah negeri tidak jauh berbeda dengan kurikulum yang ada di sekolah swasta.

Namun, dengan kondisi yang demikian, Sulasno mengaku tidak menyerah begitu saja, lantaran pada tahun ajaran baru nanti, dirinya tetap berupaya mendapatkan banyak murid, dengan kembali memberikan seragam sekolah gratis untuk calon murid.

Kategori :