Radarkepahiang.bacakoran.co - Puskesmas Muara Aman Kabupaten Lebong Provinsi Bengkulu mencatat sudah ada 29 kasus DBD atau Demam Berdarah Dengue yang terjadi di wilayah kerjanya.
Adapun 29 kasus DBD yang terdata, terjadi pada Januari hingga 13 Maret 2024. Jumlah ini mengalami peningkatan yang cukup signifikan jika dibandingkan pada priode Januari-Maret 2023 lalu yang hanya terjadi 2 kasus DBD.
Kepala Tata Usaha Puskesmas Muara Aman, Asman S.KM memastikan setiap kasus DBD yang terjadi diwilayah kerja Puskesmas Muara Aman sudah mereka tindaklanjuti. Seperti melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE) disekitar tempat tinggal warga yang terjangkit DBD hingga melakukan fogging atau pengasapan.
"Satu hari setelah mendapatkan informasi ada warga yang terjangkit DBD kami langsung melakukan PE di sekitar rumah warga yang bersangkutan. Ketika dalam PE ditemukan adanya jentik nyamuk maka besoknya langsung dilakukan fogging, " jelas Asman.
BACA JUGA:Bukan Sekretaris Dinas, Tapi Kabid Ini Ditunjuk jadi Plt Kepala Dinas PUPR-Hub Lebong
Dirincikan Asman, 29 kasus DBD tersebut terjadi pada Januari 9 kasus, Februari 14 kasus dan hingga 13 Maret 2024 sudah terjadi 6 kasus DBD yang berpotensi akan terus bertambah.
Asman mengaku kasus DBD mereka ketahui setelah pasien dirawat di RSUD Lebong. Alasannya karena dalam penegakan kasus DBD perlu pemeriksaan laboratorium dan diagnosa dokter.
"Dari 29 kasus DBD yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Muara Aman, sejauh ini 2 kasus masih menjalani perawatan di RSUD Lebong. Sementara sisianya sudah dinyatakan sembuh setelah mendapatkan perawatan medis, " lanjutnya.
Menurut Asman, tingginya kasus DBD yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Muara Aman dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang saat ini terjadi. Tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten Lebong khususnya di wilayah kerja Puskesmas Muara Aman menjadi salah satu faktor kasus DBD alami tren kenaikan.
"Saat musim hujan, potensi untuk terjadinya genangan air pada barang-barang sekitar tempat tinggal sangat tinggi. Genangan air inilah yang dijadikan tempat oleh nyamuk aedes aegypty untuk berkembang biak, " tambah Aswan.
Sebagai langkah antisipasi, pihaknya sudah meminta setiap pemerintah desa/kelurahan dan masyarakat untuk senantiasa menjaga dan membersihkan lingkungan tempat tinggalnya.
BACA JUGA:2 Warga Meninggal Dunia Akibat DBD
Misalnya dengan melaksanakan gotong royong melakukan langkah 3M plus. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.
"Fogging sebenarnya bukan solusi, karena hanya membunuh nyamuk dewasa bukan memutus mata rantai DBD. Jadi yang tepat adalah pemberantasan sarang nyamuk atau PSN dengan melaksanakan gerakan 3M plus, " singkat Aswan.