Radarkoran.com - Sebanyak 9 kecamatan ikut serta unjuk kebolehan dalam pentas seni tari kreasi dalam memeriah kan HUT Kota Curup yang ke-144 tahun 2024.
Pentas tari 9 kecamatan ini disaksikan ratusan penonton yang memenuhi panggung utama maupun penonton yang memadati halaman panggung. Adapun 9 kecamatan yang ikut seni tari dalam festival budaya tersebut diantaranya, Kecamatan Curup Tengah, Curup Selatan, Curup Timur, Sindang Dataran, Selupu Rejang, Sindang Beliti Ilir (SBI), Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT) dan Kecamatan Curup.
Bupati Rejang Lebong, Drs. H. Syamsul Effendi, MM sangat mengapresiasi pentas tari dari 9 kecamatan tersebut yang telah ikut memeriahkan HUT Kota Curup ke-144.
"Saya berterima kasih kepada para camat dan para penggiat seni tari yang menampilkan karya kreasinya dan sangat mengapresiasi seluruh kecamatan yang telah menyemarakan HUT Curup ke-144 dengan menampilkan tari unggulannya, " singkat Bupati Syamsul.
Dalam kegiatan tersebut setiap kecamatan hanya diperbolehkan menampilkan 1 tari saja. Pentas tari kreasi dari 9 kecamatan tersebut di buka oleh Kecamatan Curup Tengah dengan menampil kan Tari Caping.
Tari ini menggambarkan keseharian masyarakat di wilayah perdesaan yang hidup sebagai petani. Sehingga saat bekerja di sawah atau di ladang, petani selalu memakai caping atau topi kerucut yang terbuat dari bambu.
BACA JUGA:Bertabur Doorprize, Ratusan Peserta Ikuti Fun Bike HUT Kota Curup ke-144
Dari Kecamatan Curup Timur mempersembahkan Tari Semawas. Tari yang didukung 6 gadis cantik ini berkisah tentang bebei mudo dan ina yang mendukung pelaksanaan umbung atau hajatan pernikahan. Mulai dari menampi beras dan memasak di bagian dapur. Gerak ke-6 penari tampak dinamis dan energik. Uniknya, property yang digunakan sebagai pendukung tari berupa kuali dan perlengkapan dapur lainnya.
Kecamatan Curup Selatan menampilkan Tari Menganyam. Pembuatan anyaman bakul diintepretasikan melalui gerak tari yang tertata. Tarian ini didukung 10 penari cilik usia SD yang mampu menggambarkan ketekunan dan keahlian dalam membuat perlengkapan rumah tangga dari anyaman bambu.
Kecamatan Sindang Dataran mempersembah kan Tari Bumi Rafflesia, yang menonjolkan warna melayu melalui busana, dan rentak zapin. Para penari memperlihatkan gerak luwes keanggunan Bunga Rafflesia. Serta interaksi serangga penyerbuk bunga.
Kecamatan Selupu Rejang tampil dengan Tari Mak Tutum Mai Umbung diangkat dari kearifan lokal. Yakni tradisi masyarakat saat menghadiri sebuah umbung atau hajatan dengan membawa baskom berisi beras, kelapa dan lain-lain.
Lalu ada Kecamatan Binduriang mencoba tampil beda dengan mengemas Tari Pelbeak Celako dengan mengkolaborasikan tari dan teater. Tari tersebut berkisah tentang kehidupan para petani saat menggarap ladang dengan bergotong royong. Unsur teaterikalnya bertutur tentang sosok anak keras kepala yang tidak bisa dinasihati orang tuanya.
Disusul dari Kecamatan Sindang Beliti Ilir (SBI) mempersembah kan Tari Min Tutum, ditampilkan 6 gadis belia. Tari Min Tutum juga mengangkat kebiasaan masyarakat SBI yang bergotong royong membantu tetangga yang melaksanakan hajatan dengan membawa bahan pokok sebagai buah tangan.
BACA JUGA:Bupati Syamsul Lepas 106 Atlet Ikuti POPDA Provinsi Bengkulu Tahun 2024
Kemudian ada Tari Mengaji dari Kecamatan Padang Ulak Tanding (PUT), dalam tari ini digambarkan sikap, tekad anak-anak yang antusias dalam belajar mengaji. Meski berada ditengah serbuan era globalisasi, anak-anak masih semangat untuk belajar mengaji.