Radarkoran.com - Dalam rangka aksi serentak intervensi penanggulangan stunting, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI melalui perwakilannya turun langsung ke Kabupaten Kepahiang, tepatnya di dua desa di 2 kecamatan.
Dalam pelaksanaanya, perwakilan BKKBN RI melakukan monitoring pelayanan Posyandu di Desa Bogor Baru Kecamatan Kepahiang dan Desa Bukit Sari Kecamatan Kabawetan.
Usai memantau pelayanan Posyandu di Kepahiang, BKKBN RI memberikan sejumlah catatan khusus yang dapat menjadi upaya penurunan stunting di daerah ini.
Biro Perencanaan BKKBN RI, dr. Fajar Adi, SE, MM menerangkan bahwa, sejumlah catatan yang wajib dipenuhi oleh para Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kabupaten Kepahiang adalah dapat menggalakkan Posyandu lebih sering dari biasanya.
Sebab hal ini dapat mengurangi risiko peningkatan angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya melalui pemberdayaan masyarakat.
"Posyandu memang harus lebih sering, karena inilah upaya yang paling efektif untuk mengurangi angka kematian ibu dan bayi saat kehamilan, persalinan, atau setelahnya," kata dr. Fajar.
BACA JUGA:Bersama Cegah Stunting, Wujudkan Zero Stunting di Desa Suro Baru
Sementara itu, Kepala DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang, Linda Rospita, SH mengungkapkan bahwa, bagi masyarakat terkhususnya para ibu yang tengah mengandung, harus rutin mengikuti Posyandu dan memeriksakan kandungannya.
Melalui Posyandu, bisa terdeteksi apakah bayi yang di dalam kandungan tersebut masuk dalam kategori sehat atau tidak. Jika termasuk tidak sehat, maka para Nakes dapat melakukan upaya penanganan dan pencegahan.
"Selain itu, masyarakat yang memiliki balita dan ibu hamil yang rutin mengunjungi Posyandu juga harus tercatat. Sehingga bisa dilakukan pemantauan secara rutin tentang kesehatannya," kata Kepala DPPKBP3A Kepahiang Linda Rospita kepada Radarkoran.com, Sabtu 06 Juli 2024.