Radarkoran.com - Baru-baru ini potensi gempa di zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sedang ramai dibahas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi gempa Megathrust perlu diwaspadai.
Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut adalah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun.
"Kita hanya mengingatkan kembali keberadaan Zona Megathrust Selat Sunda dan Mentawai-Siberut sebagai sebuah potensi yang diduga oleh para ahli sebagai zona kekosongan gempa besar (seismic gap) yang sudah berlangsung selama ratusan tahun. Seismic gap ini memang harus kita waspadai karena dapat melepaskan energi gempa signifikan yang dapat terjadi sewaktu-waktu," ujar Daryono pada Kamis 15 Agustus 2024
BACA JUGA:Dugaan SPBU Patih Galung Menjual BBM Campur Air, Ini Kata Polres Prabumulih
Walau potensi gempa Megathrust terjadi dalam waktu dekat dibantah oleh BMKG, apabila terjadi gempa maka ada kemungkinan bangunan dan rumah rusak, roboh, sehingga membahayakan masyarakat.
Ada beberapa cara membangun rumah tahan gempa. Simak caranya berikut ini bangun rumah tahan gempa
1. Perhitungkan Kekuatan Struktur Bangunan
Konsultan Perencanaan PT Nirwana Engenering Bengkulu Karyoto ST mengatakan ahli struktur akan memperhitungkan kekuatan struktur yang diperlukan, seperti ukuran fondasi, struktur rangka termasuk pembesian dan lainnya. Hal ini berdasarkan rumus perhitungan ketahanan bangunan terhadap gempa yang juga mempertimbangkan zona gempa lokasi yang akan dibangun rumah.
"Ketahanan strukturnya itu harus kuat, biasanya strukturnya rangka itu ada fondasi, kolom, ada balok terbuat dari beton bertulang. Konstruksi beton bertulang itu harus kuat juga dari kekuatan betonnya, kekuatan bajanya sebagai tulangan rangkanya itu harus sesuai," ujar Karyoto ST kepada Radarkoran.com, Jumat 16 Agustus 2024
2. Pastikan Sambungan Struktur Kuat
Taufiq menjelaskan sambungan antara tiang kolom dan balok biasanya terlepas ketika terjadi gempa. Hal itu yang membuat rumah cepat rusak dan roboh, sehingga penting untuk memastikan sambungannya kuat.
"Itu biasanya penulangan pada sambungan itu nggak diperhatikan. Itu ada teorinya, jadi penulangan itu harus overlap. Jangan main asal nyambung ada balok ada kolom terus kemudian disambungkan gitu aja," katanya.