3. Amankan Genteng
Taufiq menyebut genteng adalah bagian atap yang paling berisiko untuk runtuh ketika terjadi gempa. Ia pun menyarankan untuk mengaitkan genteng pada rangka dengan baut atau kawat.
BACA JUGA:3 Jenis Motor Bekas Paling Dicari Kaum Milineal
Selain itu, pemilihan genteng yang lebih ringan dan lebar bisa menjadi alternatif agar atap aman ketika terjadi gempa. Beberapa jenis genteng yang bisa digunakan seperti lembaran spandek, seng, asbes, dan polivinil klorida (PVC). Bila khawatir rumah terasa panas, maka pilih genteng dengan inovasi yang dapat menahan panas juga.
4. Jendela Kecil
Jendela kaca juga rawan pecah dan membahayakan penghuni rumah saat gempa. Karyoto menyarankan untuk memilih jendela kaca yang tidak terlalu besar.
"Luasan kacanya itu jangan terlalu besar, dibuat modular kecil-kecil, sehingga rangkanya itu bisa menahan ketika terjadi gempa," jelasnya.
5. Struktur Dinding Kuat
Dinding rawan roboh saat gempa, maka pemilik bisa menguatkan struktur dinding dengan memberi sistem penguatan dinding dengan pembesian. Misalkan menggunakan bata interlock yang diberi kekuatan dengan besi tulangan vertikal dan horisontal pada setiap beberapa lapisan bata akan memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap gempa.
BACA JUGA:Pejuang NIP CPNS 2024, Ini 20 Bocoran Contoh Soal TWK untuk Menambah Wawasan Anda
6. Ikuti Panduan Bangun Rumah Anti Gempa, panduan teknis membangun rumah anti gempa sebenarnya sudah dibuat oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Maka, masyarakat bisa mengikuti petunjuk tersebut ketika membangun rumah.
"Contoh konkretnya yang pernah dibuat sama Kementerian PU itu rumah contoh namanya RISHA (Rumah Instan Sederhana Sehat). Itu contoh konkret rumah yang berdasarkan petunjuk dari PU untuk kaedah-kaedah biar rumah tahan gempa," ucapnya.