Radarkoran.com - Warga Wajo kembali digemparkan video joget heboh dengan musik Dj di jalan raya depan Masjid Agung Ummulqura Sengkang, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan. Aksi tersebut kemudian viral di berbagai platform media sosial.
Berbagai komentar dan tanggapan netizen bermunculan bahkan menjadi bahan buah bibir warga Wajo. Warga menyayangkan perbuatan joget tersebut karena bertentangan dengan kaidah sebutan Wajo sebagai kota santri.
Pengurus Masjid Raya Umulqura pun angkat bicara. Menurutnya aksi joget musik Dj tersebut tidak dilakukan dalam halaman masjid melainkan di jalan raya depan masjid, saat pertunjukan malam lampion dalam peringatan HUT Kemerdekaan RI ke-79 RI beberapa hari yang lalu oleh kelompok tertentu.
Berdasarkan video viral, aksi joget heboh sejumlah wanita berpakaian baju putih dengan iringan musik Dj di jalan raya depan Masjid Agung Ummulqura Sengkang. Dari sudut pengambilan gambar, warga banyak menduga aksi di lakukan di halaman masjid.
BACA JUGA:Hindari Pelanggaran dan Kebakaran, Begini Tips Pemakaian Listrik Secara Benar
Pengurus Masjid Raya Umulqura, Karyawan membantah joget tersebut dilakukan di halaman masjid melainkan di lakukan di jalan raya depan masjid.
"Aksi tersebut tidak berkaitan dengan masjid, karena aksi tersebut tidak dilakukan dalam halaman masjid melainkan di jalan raya di depan masjid," kata Karyawan, Jumat 23 Agustus 2024.
Dari video yang beredar, terlihat pria dan wanita berjoget yang diiringi musik Dj. Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel, Mayjen TNI (Purn) Andi Muhammad Bau Sawa angkat bicara.
Dia mengatakan, pihaknya telah mengecek video yang beredar. Ia membenarkan jika video tersebut memang betul terjadi. Namun dikatakannya, video tersebut buka terjadi di pekarangan masjid, ataupun di dalam masjid.
"Saya sudah cek langsung ke Ketua DMI Wajo, pak Amran (Mahmud). Jadi memang itu awalnya acara menyambut lampion perayaan HUT RI ke-79, kan malam acaranya. Jadi tidak niat untuk menghina," sampainya.
Ia menyatakan, soal motif, pihaknya menyerahkan semuanya kepada pihak yang berwenang.
"Setelah itu mereka langsung bubar. Kan sekarang itu motifnya, soal motif itu penyidik lah, biar aparat keamanan yang mencari motifnya," tutur mantan Pangdam XIV Hasanuddin itu.