Bangsa Keturah
Ilustrasi logo Perkumpulan Swadaya Masyarakat Rantau Melayu.----Ilustrasi
Asal-usul mereka: di sekitar tanah Palestina. Satu tanah dengan bangsa Yahudi dan Arab.
Kalau Yahudi keturunan Ibrahim dari istri pertama yang bernama Sarah, Arab keturunan Ibrahim dari istri satunya yang bernama Hajar. Sedang bangsa Melayu adalah keturunan Ibrahim dari istri satunya lagi: Siti Qanturah. Biasa disebut juga Siti Keturah.
BACA JUGA: Bupati Syamsul Beri Penghargaan OPD Terbaik Mengelola Kearsipan, Ini Daftarnya
Dalam literatut Islam tidak pernah disebut Keturah adalah juga istri Nabi Ibrahim (Abraham). Itu ada di kitab-kitab agama lain, termasuk Yahudi.
Bahkan disebut Siti Keturah adalah wanita yang asalnya dari Nusantara. Begitu hebatnya Nusantara di zaman itu.
Para tokoh Melayu percaya bahwa perang antara Yahudi dan Arab bukanlah soal agama. Terutama di mata tokoh Melayu lama.
Perang berkepanjangan itu asal-muasalnya hanya soal internal keluarga Ibrahim.
Maka, --ini yang mereka anggap penting-- bangsa Melayulah yang akan mampu mendamaikan dua bangsa itu.
Pesan seperti itu pula yang diterima Muhammad Rasulullah di Medan. Pesan itu datangnya langsung dari Allah. Lewat wahyu ke orang Medan itu.
Maka sejak 24 tahun lalu ia terus berusaha merealisasikan wahyu itu. Lewat berbagai usaha. Termasuk kirim surat ke para presiden di dunia --termasuk para presiden Indonesia.
BACA JUGA:Soal Pimpinan DPRD Lebong 2024-2029, Golkar Tunggu SK DPP
Nama Muhammad Rasulullah aslinya adalah Muhammad Zubir Amir, S.Si. Ia sarjana fisika dari MIPA Universitas Sumatera Utara (USU). Ia kelahiran tahun 1969.
Zubir adalah penganut tarekat Satariyah --yang memang besar di Aceh dan Sumut.
Zubir lantas menjadi mursyid Satariyah di Medan. Pengikutnya banyak sekali. Sampai di Malaysia.
Moderator malam itu, Muammar Lubis adalah salah satu pengikut Zubir. Muammar masih mahasiswa di Universitas Pembangunan Panca Budi Medan. Masih semester tiga. Jurusan hukum tata negara.