Kembangkan Budidaya Tebu Dukung Produksi Bioetanol

TEBU : Pemerintah tengah gencar budidaya tebu guna mendukuing produksi bioetanol--FOTO/ILUSTRASI

Radarkoran.com - Pemerintah Indonesia sekarang tengah berupaya untuk meningkatkan produksi bioetanol sebagai bahan baku campuran Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis bensin. Guna merealisasikan hal tersebut, pemerintah juga telah menyediakan lahan perkebunannya di Marauke. 

Lantas, tanaman jenis apa yang dibudidaya pemerintah untuk produksi bioetanol ini ? Jenis tanaman itu adalah tebu yang diyakini bisa produksi bioetanol.

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung mengatakan, bahwa saat ini rencana pengembangan industri bioetanol di Merauke sedang dalam tahap pembangunan, dengan lahan perkebunan tebu yang sudah mulai beroperasi.

"Sekarang sudah dalam tahap pembangunan. Ini kebunnya sudah berjalan," kata Yuliot di Jakarta, dikutip dari, cnbcindonesia.com, Minggu 27 Oktober 2024. 

Ditambahkan Yuliot, pemerintah budidaya ini tidak hanya di Marauke saja. Tapi pemerintah juga mengembangkan industri bioetanol di Jawa Timur. Dalam proses pengolahan tebu menjadi bioetanol melalui tetes tebu dan sekarang sudah berjalan. 

BACA JUGA:Kasiatnya Ampuh dan Bisa Dicoba, Ini 5 Manfaatnya Tebu Hitam untuk Kesehatan

"Bioetanol, kita juga ada pengembangan industri yang ada di Merauke. Ini juga di Jawa Timur, tetes itu kan juga sudah berlangsung. Bagaimana prosesnya dilakukan percepatan untuk memenuhi bioetanol di dalam negeri," tambahnya. 

Sebagaimana diketahui, pemerintah sendiri telah menyiapkan 700 ribu hektare (Ha) lahan baru untuk budidaya tebu. Ini dilakukan guna mengejar swasembada gula dan pengembangan industri etanol di dalam negeri.

Hal tersebut termuat di dalam peta jalan yang menjadi amanat Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2023 tentang Percepatan Swasembada Gula Nasional dan Penyediaan Bioetanol Sebagai Bahan Bakar Nabati (Biofuel).

Sebelumnya, produk bioetanol merupakan salah satu produk turunan yang dihasilkan dari industri gula berbasis bahan baku tebu.

Indonesia pernah menjadi eksportir gula pada tahun 1800-an. Namun, kini Indonesia harus mengimpor gula dengan jumlah yang sangat besar untuk kebutuhan konsumsi maupun industri dalam negeri. Oleh sebab itu menjelang berakhir masa jabatan, Jokowi menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan kualitas bibit tebu dengan varietas yang terbaik di dunia.

Untuk mencapai target mandiri dalam ketahanan pangan termasuk tidak lagi mengimpor gula dari negara lain, Jokowi meminta para petani dan pabrik gula di tanah air bekerja sama dengan baik. Selain itu, mesin-mesin yang ada di pabrik gula juga harus diperbarui dengan yang lebih modern dan menggunakan teknologi terkini. 

"Jika kita bisa menyiapkan 700 ribu hektare, kita bisa mandiri, kita akan swasembada gula dalam lima tahun ke depan dan sekarang kita baru 180 ribu hektar," ujar Jokowi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan