Vaksin Sapi Ngorok di Disnakeswan Provinsi Bengkulu Masih Terbatas

Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. M. Syarkawi--GATOT/RK

Radarkoran.com - Wabah penyakit sapi ngorok atau Septicaemia Epizootica (SE) yang sebelumnya menyebar di Kabupaten Kaur dan Bengkulu Selatan dalam dua bulan terakhir, saat ini sudah telah merebak ke wilayah kabupaten lainnya seperti di Kabupaten Kepahiang, Bengkulu Utara dan Kota Bengkulu. 

Upaya penanganan terus dilakukan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Bengkulu dan jajaran pemerintah kabupaten/kota. Salah satu upaya yang dilakukan yakni mengoptimalkan pengobatan dan vaksinasi ternak pada daerah yang terjadi penyebaran penyakit.

Kepala Disnakeswan Provinsi Bengkulu, drh. M. Syarkawi mengatakan, dalam upaya pengobatan dan vaksinasi yang dilakukan, masih ada keterbatasan jumlah vaksin yang dibutuhkan. 

Pihaknya hanya mendapatkan bantuan vaksin sebanyak 3.000 dosis dari pemerintah pusat. Jumlah tersebut masih sangat kurang dengan jumlah populasi ternak dan penyebaran kasus sapi ngorok di Provinsi Bengkulu.

"Disamping melakukan pengobatan dengan obat-obatan yang kita punya, Alhamdulillah sampai dengan saat ini sudah ada 3.000 vaksin yang sudah kita dapatkan untuk memvaksin ternak-ternak yang sehat agar tidak terjangkit SE. Walaupun jumlah vaksin yang ada masih sangat kurang, itu yang bisa kita perjuangkan untuk saat ini," tutur Syarkawai.

Penyakit sapi ngorok ini merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri yang bisa diobati dengan berbagai antibiotik dan vaksin. Hanya saja sifatnya yang sangat menular pada ternak, upaya penanganan harus dilakukan dengan baik agar penyebaran tidak meluas.

BACA JUGA:Kasus Sapi Ngorok Merebak, Pengawasan Lalin Ternak Antar Wilayah Dioptimalkan

"Karena kasus ini cukup mendadak kita belum terlalu siap untuk menyediakan sarana prasarana. Kita sudah berusaha meminta backup dari pusat," imbuh Syarkawi.

Lebih jauh, penyakit sapi ngorok ini memberikan dampak yang signifikan terhadap para peternak, terutama jika ternak yang ada tidak sempat diobati dan mengalami kematian. 

"Yang mati itu jelas secara totalitas akan menghilangkan nilai ekonomisnya, dan yang sakit rata-rata kalau dijual akan menurunkan harga jualnya," kata Syarkawi.

Untuk alokasi vaksin yang didapatkan dari pemerintah pusat, dikatakan Syarkawi difokuskan ke daerah Kaur dan Bengkulu Selatan. Kedua daerah ini menjadi sumber dimulainya wabah penyakit sapi ngorok.

"Alokasi vaksin yang kita dapatkan dengan difokuskan untuk daerah Bengkulu selatan dan kaur," ujarnya.

Untuk mencegah penyebaran meluas penyakit ngorok di Bengkulu, Disnakeswan mengimbau kepada para peternak untuk memperhatikan kondisi ternaknya. Jika ada indikasi ternak terjangkit ngorok maka segera menghubungi petugas kesehatan hewan terdekat agar dapat dilakukan upaya pengobatan.

"Jika ada indikasi ternak yang dimiliki terjangkit ngorok, maka segera lapor kepada petugas kesehatan terdekat, sehingga nanti bisa dilakukan penindakan secepatnya," imbau Syarkawai. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan