BRI Tutup Banyak Cabang di Tanah Air, Kok Bisa? Berikut Alasannya
Baru-baru ini dikabarkan bahwa Bank BRI tutup banyak cabang di Indonesia. --FOTO/ILUSTRASI
Radarkoran.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk baru-baru ini dikabarkan menutup sejumlah kantor cabangnya di Indonesia. BRI tutup banyak cabang ternyata bukan awal dari kebangkuran, namun merupakan langkah ini diambil seiring dengan penguatan transformasi digital yang sedang dilakukan oleh bank ini.
Direktur Utama BRI Sunarso membenarkan bahwa menutup banyak cabang di Indonesia. Dijelaskannya, layanan dari kantor cabang yang ditutup tersebut dialihkan kepada agen-agen BRILink yang tersebar di berbagai warung.
Transformasi ini adalah bagian dari tahapan kedua yang disebut BRIvolution 2.0. Tujuannya yakni menjadikan BRI sebagai grup perbankan paling berharga di Asia Tenggara dan pelopor inklusi keuangan.
"Penutupan cabang dilakukan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam inklusi keuangan. Agen BRILink diharapkan dapat memastikan terjadinya ekonomi berbagi dan pertumbuhan ekonomi yang inklusif," jelas Sunarso dalam acara Money Talks Power Lunch dikutip dari bacakoran.co pada Rabu 13 November 2024.
Menurutnya, dari riset yang dilakukan banyak masyarakat Indonesia yang belum sepenuhnya beralih ke layanan digital. Dalam artian, masih banyak masyarakat yang merasa nyaman menggunakan layanan perbankan melalui agen.
"Orang masih enggan ke bank, mereka lebih senang bertransaksi di warung-warung dekat rumah. Ini menunjukkan bahwa kebutuhan akan kehadiran fisik dan sentuhan personal masih tinggi," tambahnya.
BACA JUGA:Sertifikat Agunan Nasabah BRI Unit Ujan Mas-Merigi
Agen BRILink berfungsi seperti kantor cabang BRI, hanya saja memang dalam bentuk yang lebih fleksibel seperti warung atau toko kelontong. Tujuannya adalah menjangkau masyarakat lebih luas dan mendalami inklusi keuangan, terutama di daerah yang sulit dijangkau layanan bank formal.
Disebutkan, saat ini jumlah agen BRILink sudah mencapai 1.022.000 di seluruh Indonesia, meningkat pesat dari sekitar 75.000 agen pada tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa layanan fisik masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia.
"Untuk volume transaksi melalui agen BRILink selama 2023 mencapai Rp 1.427 triliun, sementara hingga September tahun ini sudah mencapai Rp1.170 triliun. Ini juga menjadi langkah kita untuk menutup sebagian cabang-cabangnya dan bisa tetap melayani masyarakat justru lebih dalam, lebih luas, dan kemudian lebih menjangkau masyarakat lebih banyak dengan menggunakan layanan Agen BRILink," demikian Sunarso.