Petani Menjerit! Harga Cabai Merah Murah, Pupuk Mahal

MAHAL : Petani cabai merah keriting mengeluhkan harga cabai yang murah di tengah harga pupuk semakin mahal.--SUHAIMI/RK
Radarkoran.com - Para petani cabai merah di Kabupaten Kepahiang Provinsi Bengkulu menjerit, lantaran harga jual komoditas tersebut terjun bebas pada awal Desember tahun ini.
Menurut Sastra, seorang petani cabai Desa Pungguk Meranti Kecamatan Ujan Mas Kabupaten kepahiang, mereka menjual cabai merah dengan harga Rp 14.000 per Kilogram kepada pengempul atau toke. Padahal, biasanya harga normalnya berkisar Rp 25.000 hingga Rp 30.000 per Kilogram.
"Iya, harganya murah sekali ini. Hari ini saja cuma Rp 14.000 per kilogram," kata Sastra, Senin 2 Desember 2024 .
Sastra menduga harga cabai merah turun drastis akibat suplai melimpah dari luar daerah. "Karena cabai yang dari luar kota masuk dan cabai kering entah dari mana datang ke pasar-pasar khususnya Kepahiang," kata Sastra lagi.
Tak cuma harga jual yang rendah, petani cabai juga mengeluh lantaran harga pupuk di pasaran justru tambah mahal. Untuk pupuk NPK nonsubsidi, harga satu sak bisa mencapai Rp 1.200.000.
BACA JUGA:Sekdes Amrullah Menjadi Plt Kepala Desa Meranti Jaya
"Petani hancur, harga murah (Cabai), pupuk mahal. Termasuk jenis obat-obatan cabai pun sangat mahal, ditambah lagi cuaca hujan terus, itupun menjadi kendala. Dengan harga cabai merah di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 15.000 per Kilogram, saat ini petani tidak mendapatkan apapun selain rugi," kata Sastra.
"Pemerintah harus hadir di tengah petani kalau seperti ini. Bagaimana mau untung dari bertani, balik modal saja belum tentu. Ini harus menjadi perhatian juga. Kalau harga normal seperti Rp 35.000 atau Rp 40.000 per kilo, dapat juga kita untung. Kalau harga seperti ini jangankan untung, buntung yang kami dapatkan. Kita bertanikan sangat banyak modal. Baik pupuk, bibit, pekerja, serta obat-obatan itukan mahal semua," demikian Sastra.