Soal Dugaan Dampak SUTT PLTU Teluk Sepang di Desa Padang Kuas, Tim Peneliti Dibentuk
Kegiatan pemeriksaan dampak SUTT PLTU Teluk Sepang di Desa Padang Kuas Seluma pada Selasa, 7 Januari 2025--GATOT/RK
Radarkoran.com - Tim peneliti disepakati dibentuk untuk membuktikan kerugian yang dialami warga Desa Padang Kuas Kabupaten Seluma merupakan dampak dari beroperasinya Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Teluk Sepang milik PT. TLB.
Tim peneliti ini akan melaksanakan tugasnya selama 1 bulan, mulai 7 Januari hingga 7 Februari 2025 mendatang.
Kesepakatan tersebut diambil setelah pada Selasa 7 Januari 2024 Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Bengkulu, perwakilan PT. TLB dan pihak terkait lainnya turun langsung ke pemukiman warga yang diduga terdampak.
Kegiatan tersebut diawali dengan pertemuan di Balai Desa Padang Kuas lalu dilanjutkan dengan pemeriksaan ke rumah warga yang diduga terdampak SUTT di Dusun II dan Dusun III Desa Padang Kuas untuk melihat secara langsung kondisi yang diadukan warga sebelumnya.
Dari hasil pemeriksaan bersama ini, ditemukan banyak peralatan elektronik milik warga rusak diduga akibat radiasi dari SUTT. Dan dari temuan pemeriksaan tersebut, menghasilkan kesepakatan yaitu membentuk tim peneliti yang akan membuktikan semua kerugian warga adalah akibat beroperasinya SUTT milik PT. TLB.
Dalam proses pemeriksaan, tim juga meminta warga korban SUTT menjelaskan keresahan mereka sejak jalur transmisi milik PT. TLB berdiri di sekitar Desa Padang Kuas.
BACA JUGA:Tahun 2025 Dipastikan Tidak Ada Lagi THL, Begini Nasibnya
Warga Dusun II Desa Padang Kuas, Rohma menuturkan, sejak jalur SUTT beroperasi, ia sering merasakan sakit kepala, nyeri sendi dan banyak peralatan elektronik di rumahnya terbakar. Padahal sebelum beroperasi mereka tidak mengalami persoalan tersebut.
"Padahal sebelum tower SUTT dibangun, pihak PT TLB menyampaikan kepada saya bahwa SUTT ini tidak berbahaya," kata Rohma.
Rohma menambahkan, sejak beroperasinya jaringan SUTT PLTU Teluk Sepang yang melewati desa mereka, turut menimbulkan kecemasan, terutama saat hari hujan. Karena anaknya juga pernah kesetrum aliran listrik yang berasal dari lantai rumah.
"Kalau dipikir dari mana aliran listrik itu bisa ada di lantai rumah. Ini yang membuat kami khawatir," ujar Rohma di sela pemeriksaan dampak SUTT di Dusun II.
Hal serupa juga disampaikan Pesi, warga korban SUTT lainnya di Desa Padang Kuas Seluma. Dirnya menyampaikan jika saat sosialisasi kepada warga, pihak TLB memastikan bahwa kabel SUTT dipasang seaman mungkin, namun faktanya kabel tidak cukup aman sehingga warga merasakan kecemasan setiap kali terjadi hujan dan petir.
"Setiap ada petir kami merasa cemas takut peralatan elektronik kami tersambar lagi. Tidak hanya itu yang lebih mencemaskan adalah keselamatan anak-anak, karena tower SUTT berdiri di dekat pusat kegiatan masyarakat seperti lapangan bola kaki, PAUD, SD, Posyandu, dan kantor desa," katanya.
Pada pemeriksaan tersebut, para warga Padang Kuas juga mendesak PT. TLB membongkar tiga tower SUTT yaitu dua tower di Dusun II dan satu tower di Dusun III yang dekat dengan masjid Al Mujahirin. Tower-tower tersebut dinilai berada sangat dekat dengan pusat aktivitas masyarakat.