Ini Hasil CT-Scan Kepala Siswi SMP di Kepahiang Korban Dugaan Bullying

Ilustrasi kasus bullying di Kepahiang--JIMMY/RK

Radarkoran.com - Ini hasil CT-Scan terhadap kepala siswi SMP di Kepahiang yang merupakan korban dugaan Bullying. ES, siswi kelas 3 di salah satu SMP di Kabupaten Kepahiang, Provinsi Bengkulu, sekaligus korban dugaan aksi bullying dan pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh 6 orang pelajar, hari ini telah dijadwalkan menjalani CT-Scan. Siswi kelas 3 di salah satu SMP di Kabupaten Kepahiang, menjalani CT-Scan di Rumah Sakit (RS) Tiara Sella, Kota Bengkulu. Diketahui, siswi SMP di Kepahiang yang diduga merupakan korban Bullying mendapatkan penanganan tim medis Tiara Sella dan menjalani CT-Scan sekitar pukul 13.00 WIB.

Lantas bagaimana hasilnya?

Berdasarkan informasi yang dihimpun Radarkoran.com dari keluarga korban, diketahui kalau proses CT-Scan ini berlangsung dengan lancar dan tidak ada kendala sedikitpun. Hanya saja, berdasarkan keterangan dokter yang diterima oleh pihaknya, diketahui terdapat pendarahan ringan di bagian luar tulang kepala ES. Sementara itu dijelaskan pula, untuk kondisi tulang kepala dan juga otak korban, berdasarkan hasil CT-Scan tersebut dipastikan aman.

"Berdasarkan hasil CT-Scan, untuk tulang kepala dan otak dipastikan aman. Hanya saja ada pendarahan di luar tulang kepala," ujar anggota keluarga ES, Intan DY.

Menurut Intan, pendaraah di luar tulang kepala korban ini, tergolong aman dan tidak berpengaruh pada konsentrasi belajarnya. Hanya saja, kemungkinan proses penyembuhan atau pemulihan akan memakan waktu lebih lama lantaran otot dan lemak di kepala tipis.

BACA JUGA:Kabar Terbaru Soal Nasib Kades Tanjung Alam yang Diberhentikan Sementara, Apa?

Kendati demikian lanjut Intan, saat ini pihaknya sudah mendapatkan obat dari tim medis RS Tiara Sella untuk mempercepat proses penyerapan pendarahan tersebut.

"Tadi juga sudah dikasih obat dan salap untuk mempercepat proses penyerapannya, mudah-mudahan dapat segera sembuh," sambungnya.

Sementara itu, dijelaskan Intan, sebetulnya sejak pertamakali perkara ini diproses ke ranah hukum, pihaknya masih membuka peluang pintu perdamaian terhadap keluarga terduga pelaku tersebut. Hanya saja sampai dengan detik ini, pihaknya merasa kalau dari kubu terduga pelaku tidak menunjukkan itikad baik.

"Kami sebenarnya membuka pintu perdamaian, tapi karena tidak ada itikad baiknya, maka kami lanjutkan proses hukum ini sampai ke meja hijau, sebab dari pihak terduga pelaku selama ini hanya mengirimkan utusan saja, tidak datang secara langsung," demikian Intan. 

Sebelumnya diberitakan, Kadis DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang, Linda Rospita, SH mengatakan bahwa pihaknya sudah mengunjungi korban secara langsung di kediamannya. Menurut Linda, korban saat ini akan menjalani pengobatan berupa CT-Scan dan DPPKBP3A Kepahiang, siap untuk membantu pembiayaan pengobatan tersebut.

"Korban kabarnya akan berobat untuk melakukan CT-Scan di kepala, kita akan bantu pihak keluarga dalam pembiayaan CT Scan tersebut," jelas Linda.

Guna menjaga mental dan psikis korban yang masih dibawah umur ini, DPPKBP3A Kabupaten Kepahiang akan memberikan pendampingan. Begitu pula lanjut Linda, terhadap para terduga pelaku yang juga masih di bawah umur, pihaknya juga akan memberikan pendampingan yang sama.

"Karena kedua belah pihak ini sama-sama merupakan anak bawah umur, maka sudah sepatutnya kita dampingi," singkatnya.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan