KEHANGATAN DALAM RUMAH TANGGA RASULULLAH SAW

KEHANGATAN DALAM RUMAH TANGGA RASULULLAH SAW--

Oleh: Muhamad Sidik, S.Sos. (Penyuluh Agama Ahli Pertama KUA Kec. Kabawetan)

Nabi Muhammad Saw adalah contoh teladan yang luar biasa. Sisi kemanusiaannya tercermin dengan indah. Beliau penuh kasih sayang terhadap semua makhluk. Beliau terkenal karena cintanya terhadap anak kecil, belas kasihan terhadap hewan, dan kepeduliannya terhadap yang lemah. Juga, beliau menghormati dan mengasihi kaum perempuan.

Nabi Muhammad membuktikan komitmennya melalui tindakannya, baik di dalam lingkup keluarga maupun masyarakat. Saat menjalani kehidupan rumah tangga, ia tidak memandang dirinya sebagai penguasa dan anggota keluarganya sebagai hamba.

Sebaliknya, ia menganggap semua orang sebagai bagian yang sama penting dari kesatuan. Ia turut serta dalam tugas-tugas rumah tangga, membantu para istrinya, dan bahkan ikut terlibat dalam pengasuhan anak dan cucunya.

Rasulullah Saw memperlakukan para istri beliau dengan penuh kemuliaan. Begitu pula, istri-istri beliau menunjukkan kesetiaan, rasa puas dengan apa yang ada, kesabaran, kerendahan hati, dan memenuhi hak-hak suami serta menjalankan kewajiban sebagai istri dengan sungguh-sungguh.

Adapun sikap Nabi Muhammad saw. kepada istrinya, yaitu:

1. Adil

Rasulullah SAW selalu bersikap adil kepada seluruh istrinya tanpa kecuali. Nabi saw. tidak mendahulukan sebagian dan mengakhirkan sebagian istri-istri nabi saw. Seperti contoh dalam masalah menginap, Beliau selalu mengelilingi istri-istrinya tanpa melihat yang tua ataupun yang muda, kecuali diantara istrinya merelakan jatah menginapnya karena ada uzur.

2. Lemah-lembut

Nabi Muhammad saw. senantiasa berlemah lembut kepada istri-istrinya. Hal itu diketahui melalui cerita tentang kehidupan rumah tangga nabi yang disampaikan oleh istri-istrinya. Dalam sebuah riwayat dari ibunda ‘Aisyah ra diceritakan: Aku pernah minum di saat aku haid, lalu aku berikan kepada nabi, maka nabi meletakkan mulutnya di bekas mulutku, lalu nabi minum. Aku juga pernah menggigit daging ketika aku sedang haid, lalu sisa daging aku berikan kepada nabi saw, maka nabi meletakkan mulutnya di tempat mulutku.

3. Bersenda Gurau

Nabi Muhammad saw. selalu bersenda gurau (bercanda) dengan istri-istrinya. Pernah suatu hari ketika bepergian, waktu itu ‘Aisyah masih kurus, nabi mengajak ‘Aisyah untuk lomba lari dan ‘Aisyah menang. Kemudian pada waktu yang lain, ‘Aisyah mulai gemuk dan luput (atas kenangan itu).

Aisyah bepergian lagi bersama nabi dalam salah satu perjalanannya, kemudian Rasulullah saw. mengadakan lomba lari bersama istrinya ‘Aisyah. Pada awalnya ‘Aisyah mendahului nabi saw, kemudian nabi mendahului ‘Aisyah, sehingga hal itu membuat nabi tertawa dan bertutur: Kali ini aku menang sebagaimana dahulu kamu pernah menang dariku.

4. Membantu Pekerjaan Rumah Tangga

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan