Sensitif Terhadap Wanita Haid, Sudah 4 Tahun Bunga Rafflesia di Cagar Alam Taba Penanjung Tidak Mekar

RAFFLESIA : Kawasan Cagar Alam Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah, yang sebelumnya menjadi lokasi mekarnya bunga rafflesia 6 kelopak. --Candra/RK
Radarkoran.com - Dulunya, kawasan hutan cagar alam yang berada di Taba Penanjung Kabupaten Bengkulu Tengah dikenal sebagai lokasi mekarnya bunga rafflesia. Namun kini, sudah 4 tahun berlalu, bunga rafflesia tidak kunjung mekar lagi di tempat ini.
Menyangkut kondisi tersebut, Taufik penjaga lokasi bunga rafflesia cagar alam Taba Penanjung mengungkapkan, bunga rafflesia di daerah ini sudah gagal mekar selama lebih kurang empat tahun terakhir. Dia memaparkan, terkahir bunga rafflesia mekar di lokasi ini, saat ada acara paskibra se-Indonesia yang mengunjungi tempat ini.
"Kisaran empat tahun yang lalu, waktu itu jumlah pengunjungnya sangat banyak, tidak dapat terkontrol," sampai Taufik, Sabtu 22 Februari 2025.
Lebih lanjut dia menerangkan, dia menduga bahwa kegagalan bunga rafflesia mekar kembali disebabkan sentuhan pengunjung yang tidak terkendali selama acara tersebut. Ia menjelaskan, bunga rafflesia sangat sensitif terhadap sentuhan khususnya perempuan yang sedang haid atau menstruasi.
"Bunga rafflesia sangat sensitif. Kemungkinan ada yang menyentuh bunga tersebut, atau mungkin ada wanita yang datang saat sedang haid. Sebab itu bisa menyebabkan bunga tersebut layu dan mati. Kalau bunga itu disentuh perempuan, dia akan mati. Sementara kalau disentuh laki-laki, bunga ini akan layu dan muncul bercak hitam, membuatnya tidak sehat," jelasnya.
BACA JUGA: MDPJ 2024 Dan Musdesus BLT-DD Tahun 2025 di Sungai Jernih
Saat ini, yang tersisa di lokasi cagar alam Taba Penanjung hanyalah inang (Akar atau batang) dari bunga rafflesia. Sedangkan dahulu kawasan ini memiliki banyak bongkol bunga rafflesia, bahkan pernah menjadi tempat mekarnya bunga rafflesia terbesar dengan 6 kelopak.
"Kalau sekarang hanya ada dua atau tiga inang yang tersisa. Kalau dulu, di titik ini pernah ada 12 hingga 15 bongkol bunga, dan bahkan ada bunga rafflesia dengan enam kelopak yang mekar, ya beberapa tahun lalu," cerita Taufik.
Dia pun mengaku kalau sebelumnya ia rutin merawat dan membersihkan lokasi tersebut, namun setelah kejadian bunga rafflesia tidak lagi mekar, dia mulai jarang melakukan perawatan. "Dulu sering memeriksa dan membersihkan, setiap empat bulan sekali. Namun, setelah bunga-bunga itu tidak mau mekar lagi, saya jarang melakukan perawatan. Setahun terakhir, saya bahkan tidak mengeceknya," ujar dia.
Secara pribadi, Taufik sangat menyayangkan kondisi ini terjadi, karena bunga rafflesia adalah bunga langka yang selalu menarik banyak pengunjung saat mekar. Karena itulah dirinya berharap bunga rafflesia di kawasan cagar alam taba penanjung bisa mekar lagi seperti dulu di masa mendatang.
"Kalau harapan untuk kembali mekar masih ada, karena inangnya saat ini masih ada. Kalau tidak diganggu atau dirusak, mungkin dalam waktu lima tahun ke depan bunga rafflesia bisa kembali mekar di sini," demikian Taufik.