Pengrajin Batik Sungai Lemau Sepi Orderan

Batik sungai lemau saat dijemur di halaman rumah oleh para pengrajing di Bengkulu Tengah. --FOTO/DOK
Radarkoran.com - Gerakan Cinta Batik Sungai Lemau termasuk di dalam program 100 hari Bupati Bengkulu Tengah, Rachmat Riyanto dan Wabup Tarmizi. Dari program tersebut dijabarkan lagi, yakni semua ASN baik PNS maupun PPPK bahkan hingga pegawai outsourcing di daerah ini diharuskan mengenakan seragam batik sungai lemau setiap hari Kamis.
Dengan demikian, melalui gerakan cinta batik sungai lemau ini diharapkan dapat mewujudkan rasa cinta, bangga, bahkan rasa memiliki batik milik Bengkulu Tengah. Selain dari melestarikan warisan budaya serta membantu meningkatkan perekonomian para pengrajin batik di daerah.
Namun sayangnya, fakta di lapangan ditemukan bahwa orderan batik sungai lemau sepi. Hal tersebut diketahui dari pengakuan pengrajin batik langsung di Bengkulu Tengah. Pengrajin mengaku belum mendapat orderan signifikan dari instansi pemerintah daerah, walaupun penggunaan batik sungai lemau masuk dalam program 100 hari kepala daerah.
Berkunjung ke Kampung Batik Panca Mukti di Desa Panca Mukti Kecamatan Pondok Kelapa Bengkulu Tengah, terlihat pengrajin sedang sibuk memproduksi pesanan, tapi bukan pesanan dari instansi pemerintah Bengkulu Tengah melainkan dari instansi Pemerintah Provinsi Bengkulu.
BACA JUGA:Pengelola Aula di Benteng Mengeluh, Utang TA 2024 Belum Juga Dibayar Pemkab
"Sejak peluncuran batik Sungai Lemau tahun lalu, kami belum ada pemesanan dari pemerintah daerah. Alasannya lantaran ada efisiensi kegiatan, ditambah lagi refocusing anggaran. Padahal banyak yang sudah menanyakan (Pengrajin, red)," kata Nanik, salah seorang pengrajin di daerah ini.
Lebih lanjut Nanik juga menjelaskan, sejauh ini tersedia 17 motif khas Sungai Lemau. Di antaranya motif kaligrafi, bambu, gunung bungkuk, liku sembilan, bunga rafflesia, dan lainnya. Batik tersebut dibanderol dengan harga Rp 700 ribu per item.
"Untuk pemesanan baju batik sungai lemau, dari proses pembuatan hingga ke penjahit harganya sekitar Rp 700 ribu. Ya prosesnya dapat memakan waktu hingga dua hari. Saat ini kami sedang mengerjakan pesanan dari instansi Pemerintah Provinsi Bengkulu. Ya kalau dari onstansi Bengkulu Tengah belum ada," demikian Nanik.