Dampak Keseringan Konsumsi Daging Merah Olahan, Apa Saja?

Daging Merah Olahan--ILUSTRASI
Radarkoran.com - Daging merah mengandung banyak nutrisi penting, termasuk protein, vitamin B12, dan zat besi. Namun, ada bukti yang menunjukkan bahwa makan daging merah terlalu sering dapat meningkatkan risiko masalah kesehatan serius, khususnya daging merah olahan.
Berdasarkan sebuah penelitian, mengkonsumsi daging merah olahan seperti sosis, kornet, atau daging asap, meningkatkan risiko gangguan kognitif, termasuk demensia. Konsumsi daging merah sebanyak lebih dari 10 kali per minggu meningkatkan risiko terjadinya degenerasi makula lebih awal.
Demensia adalah kondisi yang memengaruhi kemampuan otak untuk berpikir dan mengingat, sering kali mengarah pada penurunan kualitas hidup.
Dilansir hellosehat Studi terbitan American Journal of Epidemiology (2009), para ahli melaporkan bahwa individu yang mengonsumsi lebih banyak daging merah olahan berisiko 14 persen lebih tinggi mengidap demensia setelah lebih dari empat dekade dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsinya dalam jumlah sedikit.
Berdasarkan data bahwa jika orang mengonsumsi lebih banyak daging merah olahan, mereka memiliki risiko demensia yang lebih tinggi, risiko penurunan kognitif subjektif yang lebih tinggi, dan fungsi kognitif yang lebih buruk
Dari temuan tersebut, peneliti menuturkan jumlah daging olahan yang dikonsumsi sampai menimbulkan risiko demensia tidaklah banyak. Cukup seperempat porsi (sekitar 85 gram) daging olahan setiap hari sudah memberikan dampak tersebut pada otak.
BACA JUGA: Tips Menjaga Kesehatan Ginjal, Cukup Minum Air hingga Hindari Lama Duduk
Daging olahan memiliki kandungan lemak jenuh dan natrium yang tinggi. Ketika dikonsumsi secara terus menerus, risiko diabetes, penyakit jantung, dan tekanan darah meningkat, hingga akhirnya dapat membahayakan otak
Fakta bahwa beberapa senyawa tertentu yang dibuat tubuh saat memecah daging merah olahan dapat meningkatkan risiko demensia. Misalnya, senyawa tertentu menyebabkan penggumpalan protein amiloid yang merupakan ciri khas penyakit alzheimer. Nitrit yang ditemukan dalam daging merah olahan dapat merusak DNA dan melukai sel-sel otak
Namun, bahwa mengganti daging merah olahan dengan kacang-kacangan atau polong-polongan dapat mengurangi risiko demensia hingga 19 persen. Selain itu, mengganti daging merah yang tidak diolah dengan ikan dikaitkan dengan penurunan risiko demensia hingga 28 persen, sementara mengganti daging merah dengan ayam berhubungan dengan pengurangan risiko 16 persen.
Penting untuk diingat bahwa daging merah yang tidak diolah, jika dikonsumsi dengan bijak dan dimasak dengan cara yang benar, dapat menjadi bagian dari pola makan sehat. Sebaiknya, konsumsi daging merah disertai dengan sayuran, buah, dan sumber protein lain untuk menjaga keseimbangan gizi.