Tidak Boleh Puasa Saat Hari Tasyrik? Ini Penjelasannya

Puasa di hari tasyrik--FOTO/ILUSTRASI

Radarkoran.com - Secara bahasa, tasyrik berarti "menjemur sesuatu" atau "menghadap ke arah timur" (arah matahari terbit). Hari tasyrik termasuk dalam waktu diharamkan puasa menurut syariat Islam.

Tidak sedikit dari kaum muslim yang mempertanyakan kenapa tidak boleh puasa saat hari tasyrik. Berikut ini ulasan lengkapnya. 

Dikutip dari laman resmi Majelis Ulama Indonesia (MUI), hari tasyrik merupakan 3 hari setelah Idul Adha. Hari Raya Idul Adha sendiri jatuh pada 10 Dzulhijjah, sehingga hari tasyrik adalah 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.

Dasar hukum haram berpuasa pada hari tasyrik adalah hadits riwayat Bukhari di bawah ini:

"Dari Ibnu 'Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: "Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji." (HR Bukhari)

Kenapa Tidak Boleh Puasa Saat Hari Tasyrik?

Dirangkum dari laman MUI dan Nahdlatul Ulama, hari tasyrik merupakan hari makan dan minum sehingga diharamkan berpuasa. Hal ini tertulis di dalam hadits An-Nasai yang artinya :

Dari Uqbah bin Amir, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Hari Arafah, hari Idul Adha, dan hari tasyrik adalah hari raya kita pemeluk agama Islam, serta merupakan hari-hari untuk makan dan minum." (HR. An-Nasa'i, no. 2954)

Selain itu, ada juga hadits riwayat Muslim yang berisi larangan serupa. Berikut ini haditsnya yang dikutip dari buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-Hari oleh KH Muhammad Habibillah.

"Sesungguhnya, hari tasyrik itu adalah hari makan, minum, dan dzikrullah." (HR Muslim)

BACA JUGA:Jangan Sembarang! Ini Adab Sebelum Menyembelih Hewan Kurban

Amalan yang Sebaiknya Dikerjakan di Hari Tasyrik

Meski diharamkan berpuasa, umat Islam dapat mengerjakan amalan lain yang lebih dianjurkan di hari tasyrik. Dihimpun dari laman resmi Kementerian Agama, berikut adalah beberapa amalannya.

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan