Diduga Ada Data Tidak Valid, Pengangkatan 1.145 PPPK Rejang Lebong Ditunda

Sekda Rejang Lebong, Yusran Fauzi, ST--GATOT/RK

Radarkoran.com - Pengangkatan 1.145 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Rejang Lebong tahap pertama yang rencananya akan dilakukan pada 1 Juli 2025, harus ditunda. Penundaan ini dilakukan karena adanya laporan data yang tidak valid.  Hal demikian diungkapkan oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Rejang Lebong, Yusran Fauzi. 

Menurut Yusran, pengangkatan PPPK tahap pertama tahun anggaran 2024 sudah diputuskan Terhitung Masa Tugas (TMT) mulai 1 Juli 2025. Namun, karena adanya masalah dengan data, pengangkatan tersebut harus ditunda. 

Selain itu, Yusran menyebut jika bupati telah menginstruksikan untuk membuat tim evaluasi yang bertugas menindaklanjuti data yang tidak valid. 

"Seminggu yang lalu pak bupati meminta membentuk tim untuk melakukan evaluasi, karena ada beberapa laporan yang masuk terkait adanya data yang tidak valid. Saat ini tim sedang dibentuk, jadi ada penundaan," kata Yusran. 

Yusran tidak menjelaskan kapan pastinya pengangkatan PPPK tahap pertama tersebut akan dilakukan, tapi dirinya memastikan tidak melewati waktu yang ditetapkan oleh BKN yakni di bulan Oktober mendatang. 

BACA JUGA:Musim Kemarau, Petani Diimbau Tanam Palawija

BACA JUGA: Kemenag Rejang Lebong Luncurkan Program Inovatif Bagi Pasangan Baru Menikah

"Penundaan ini dipastikan tidak melewati limit waktu pengangkatan di Oktober," ujar Yusran. 

Pengangkatan PPPK ini merupakan bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Rejang Lebong untuk memenuhi kebutuhan pegawai di lingkungan pemerintahan. Dari hasil seleksi PPPK tahap 1 tahun 2024, sebanyak 1.145 orang dinyatakan lulus dari kuota 1.500 formasi yang diterima Kabupaten Rejang Lebong.

Selain itu, anggaran untuk pembayaran gaji PPPK dan CASN formasi tahun 2024 juga telah dianggarkan melalui APBD Kabupaten Rejang Lebong tahun 2025 sebesar Rp 27 miliar. Namun, karena adanya masalah dengan data, pengangkatan PPPK tersebut harus ditunda. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan