3 Kepala Keluarga Korban Abrasi Laut di Bengkulu Tengah Minta Pemerintah Peduli

PARAH : Abrasi laut semakin parah di pantai Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah. --CANDRA/RK

Radarkoran.com - Disebutkan, belum ada tindakan nyata dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah terhadap para korban abrasi laut di Kabupaten Bengkulu Tengah, tepatnya di Desa Pekik Nyaring Kecamatan Pondok Kelapa. Padahal, kejadian abrasi yang terbaru terjadi sejak sepekan yang lalu. 

Yang lebih menyesakkan dada, sisa reruntuhan rumah warga yang hancur akibat abrasi laut masih berserakan di sekitar lokasi kejadian. Ya, sebanyak tiga 

keluarga nelayan atau tiga kepala keluarga yang menjadi korban. Mereka terpaksa mengungsi ke rumah kerabat dan tetangga, akibat rumah mereka tidak lagi layak untuk ditempati.

Salah seorang kepala keluarga yakni Riyan mengungkapkan, dia bersama dua kepala keluarga lain yang menjadi korban abrasi laut di Pekik Nyaring sangat 

kecewa dengan lambannya respons pemerintah. Dia sebagai kepala keluarga korban abrasi laut minta pemerintah peduli. Perhatian yang dimaksud tersebut bisa dalam bentuk bantuan material maupun solusi jangka panjang untuk mengatasi persoalan abrasi.

"Jujur saja kami sangat kecewa. Sebab selama ini belum ada bantuan dari pemerintah, baik dari pemerintah desa maupun pemerintah daerah. Kami tinggal 

di wilayah pesisir, rumah kami banyak yang hancur. Bahkan sebagian dari kepala keluarga memilih merobohkan sendiri rumahnya, karena sudah tak sanggup menahan gempuran abrasi laut," sampai Riyan. 

BACA JUGA: Aduuhh! Gara-gara Ini SK 4 CPNS di Bengkulu Tengah Terancam Dibatalkan

BACA JUGA:Tingkatkan PAD, Objek PBB Didata Ulang

Lebih lanjut dia menyampaikan, karung pasir yang dipasang sementara tidak mampu menahan terjangan ombak besar, terutama saat cuaca buruk melanda. Dia mengatakan, solusi konkret untuk mengatasi persoalan ini adalah pemasangan batu penahan ombak permanen. 

"Hari berganti hari, kami selalu khawatir mendengar suara ombak menghantam dinding rumah. Apabila dibiarkan seperti ini terus menerus tanpa ada upaya dari pemerintah, rumah kami bisa roboh ke laut. Makanya kami minta pemerintah peduli, segera membangun batu pemecah ombak," ucapnya. 

Hingga awal minggu ini, belum terlihat adanya peninjauan langsung dari pihak berwenang, baik dari pemerintah desa maupun dinas terkait. Warga berharap musibah ini menjadi perhatian serius pemerintah, supaya tidak menambah daftar panjang korban abrasi laut di Bengkulu Tengah pada masa mendatang.

Menanggapi persoalan ini, Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) Bengkulu Tengah, Samsul Bahri, MM menyampaikan pihaknya segera berkoordinasi dengan berbagai instansi terkait untuk mencari solusi jangka panjang. "Nanti akan kita koordinasikan dengan pihak provinsi. Karena apa? Kita saat ini sedang minim anggaran," kata Samsul. 

Dia menambahkan, sebenarnya usulan pembangunan rumah untuk para nelayan yang menjadi korban abrasi laut sudah diajukan berulang kali, namun belum mendapatkan respons dari pemerintah pusat. "Kalau usulan bantuan sudah sering kita sampai ke pusat, tetapi belum ada tanggapan. Maka dari itu kita akan melibatkan instansi lintas sektor untuk mendorong realisasi bantuan," jelas Samsul. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan