Dinas PUPR-Hub Cari Solusi Atasi Kekeringan Sawah di Tunggang

Plt Kabid SDA Dinas PUPR-Hub Lebong, Irfan Maskur, ST.--EKO/RK
Radarkoran.com - Bidang Sumber Daya Air (SDA) Dinas PUPR-Hub Kabupaten Lebong akan segera mengecek kondisi kekeringan lahan persawahan di wilayah Desa Tunggang, Kecamatan Lebong Utara.
Hal itu dilakukan untuk melihat secara langsung kondisi sistem irigasi yang mengalir ke sawah-sawah petani, sekaligus mencari solusi konkret atas permasalahan yang terus berulang.
"Kami akan segera turun ke lapangan dalam waktu dekat untuk mengecek kondisi irigasi di wilayah tersebut. Kami paham, ini bukan masalah baru, dan sudah cukup lama dikeluhkan oleh petani," ujar Plt Kepala PUPR-Hub Lebong, Elvi Andriani, SE melalui Plt Kabid SDA, Irfan Maskur, ST.
Meski upaya perbaikan dan peningkatan fasilitas irigasi telah dilakukan, namun pasokan air yang terbatas membuat sistem distribusi air menjadi tidak merata, khususnya bagi petani di daerah hilir.
"Masalah utama tetap sama, sumber air yang tersedia memang sangat terbatas. Jadi, petani harus bergantian menggunakan air, dan sering kali ada oknum petani yang mencuri giliran air, sehingga petani lainnya kesulitan mendapatkan pasokan," jelasnya.
BACA JUGA:Bupati Lebong Tunjuk 5 Plt Isi Kekosongan Kepala OPD
Sebagai bentuk respon, pihaknya bidang SDA PUPR Lebong memastikan bahwa kunjungan ke lapangan bukan sekadar formalitas. Pihaknya berkomitmen untuk mencari solusi jangka panjang, terutama terkait sistem irigasi dan manajemen pembagian air.
Dalam jangka pendek, mereka akan melakukan survei teknis untuk mengevaluasi kondisi saluran air, titik-titik penyumbatan, serta kemungkinan penambahan sumber air alternatif.
Sementara untuk jangka panjang, pemerintah daerah akan mempertimbangkan pembangunan sistem irigasi terpadu dan perbaikan tata kelola air berbasis wilayah agar distribusi air bisa lebih adil dan efisien.
"Kami juga mengimbau masyarakat tani untuk bekerja sama dan menjaga etika dalam pembagian air, termasuk tidak memanfaatkan aliran air secara sepihak. "Jika ada petani yang mengambil air di luar giliran, maka sistem akan kacau. Ini harus kita jaga bersama," tukasnya.