Hingga Pekan Pertama Februari Sudah 5 Kasus DBD Terjadi, Dinkes Tekankan Hal Ini

FOOGING : Petugas Dinkes Lebong melaksanakan fooging di sekitar rumah warga yang terjangkit DBD. Hingga pekan pertama Februari 2024, tercatat sudah 5 kasus DBD terjadi di Kabupaten Lebong.--EKO/RK

Radarkepahiang.bacakoran.co - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong mencatat sudah terjadi 5 kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) yang terjadi sejak Januari hingga pekan pertama Februari 2024. 

Curah hujan yang tinggi bisa menjadi salah satu faktor nyamuk Aedes Aegypti, nyamuk penyebab DBD, cepat berkembang biak.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lebong, Rachman, S.KM, M.Si menekankan pentingnya upaya pencegahan dan penanganan yang tepat terhadap kasus DBD.

"Setiap kasus DBD yang terjadi kami pastikan sudah ditindaklanjuti, " kata Rachman.

Dalam mencegah penyakit DBD, masyarakat diingatkan untuk melaksanakan program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui program 3M plus.

Artinya masyarakat diingatkan untuk tetap menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal dan memastikan tidak ada genangan air yang bisa dimanfaatkan nyamuk Aedes Aegypti untuk berkembang biak.

BACA JUGA:Waspada, Masyarakat Diminta Cegah DBD Lewat PSN

"Penyuluhan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, pembagian abate secara berkala, fogging di titik yang terjangkit, serta mengimbau masyarakat untuk membawa anggota keluarga yang sakit dengan gejala mirip DBD ke fasilitas kesehatan seperti Puskesmas atau RSUD," ungkap Rachman.

Menurut Rachman, saat musim hujan yang terjadi saat ini, potensi terjadinya genangan air di sekitar pemukiman warga sangat tinggi. Sementara genangan air ini bisa dijadikan sebagai tempat nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak. Sehingga dirasa perlu untuk melaksanakan kegiatan gotong royong guna memberishkan lingkungan tempat tinggal warga untuk mencegah penyakit DBD.

Selain itu dalam cegah DBD lewat PSN, masyarakat juga diimbau untuk menjalankan 3M plus. Yaitu menguras tempat penampungan air, menutup tempat-tempat penampungan air, mendaur ulang berbagai barang yang memiliki potensi untuk dijadikan tempat berkembang biak nyamuk Aedes Aegypti yang membawa virus DBD pada manusia.

"Jika ada warga yang mengalami gejala DBD kami berharap untuk bisa segera dibawa ke Puskesmas setempat untuk penanganan medis lebih lanjut, " demikian Rachman.

Diketahui DBD adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat di Indonesia, dan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara.

Penyebab DBD adalah virus dengue yang ditularkan kepada manusia melalui nyamuk Aedes Aegypti. Ketika nyamuk tersebut menggigit manusia, virus masuk ke dalam tubuh manusia. 

Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan