Konflik Petani Bengkulu Selatan: DPD RI Gerak Cepat

Ketua DPD RI, Sultan Baktiar Najamudin--Ist/RK

Radarkoran.com - Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Republik Indonesia, Sultan Baktiar Najamudin, mengecam keras penembakan terhadap 5 warga Pino Bengkulu Selatan oleh oknum Satuan Pengamanan (security) pabrik pengolahan kelapa sawit (PKS) yang terjadi beberapa waktu lalu. 

Menyikapi persoalan ini, DPD RI gerak cepat untuk menangani kondisi dilapangan dan mencari solusi terbaik atas persoalan yang terjadi. 

Sultan mengatakan jika dirinya telah memerintahkan Staf Khususnya, Brigjen. Pol. Esmed Eryani, untuk terjun ke lapangan dan berkoordinasi dengan pemerintah daerah dan Forkominda Bengkulu Selatan.

"Kejadian ini sangat memprihatinkan, negara harus hadir untuk ini. Saya langsung perintahkan Staf Khusus saya untuk turun ke lapangan hari ini," tegas Sultan melalui siaran pers, Selasa, 25 November 2025 di Jakarta.

BACA JUGA:Pemprov Bengkulu Bakal Usulkan Pemekaran Desa ke Kemendagri

Sultan juga menyebut akan menghubungi Menko Pembangunan dan Kewilayahan, Agus Harimukti Yudhoyani, dan Menteri ATR BPN, Yusron Wahid, untuk mencari solusi terbaik bagi masyarakat yang berkonflik. 

"Ini mungkin hanya puncak gunung es dari banyak kasus serupa di berbagai daerah. Kita tidak mau lagi konflik ini berdampak terlalu jauh hingga berubah menjadi tindak kekerasan dan perpecahan," tambah Sultan.

Sultan berharap semua pihak terkait dapat duduk bersama bermusyawarah untuk mencari solusi terbaik atas persoalan yang ada. Juga berharap masyarakat Pino tetap tenang dan menahan diri.

"Saya mengecam keras tindakan oknum security pabrik yang merespon aksi protes warga dengan tembakan senjata api. Kami minta pihak kepolisian untuk menindak tegas oknum pelaku penembakan tersebut, ini harus diusut secara serius," ujar Sultan.

Menurutnya, peristiwa berdarah ini disebabkan oleh konflik agraria yang tidak kunjung diselesaikan secara baik. 

"Kami tidak ingin menyalahkan siapapun, tapi pabrik PKS harus bertanggung jawab atas kerugian yang dialami para korban," ujarnya.

Sebagai informasi, Lima petani asal Desa Kembang Seri, Kecamatan Pino Raya, Kabupaten Bengkulu Selatan, menjadi korban penembakan yang diduga dilakukan oknum keamanan perusahaan perkebunan kelapa sawit pada Senin, 24 November 2025.

Peristiwa ini terjadi setelah puluhan masyarakat Pino melakukan aksi protes karena lahan perkebunan yang masih dalam status sengketa digusur oleh PKS sebagai akses jalan.

Yayasan Genesis Bengkulu menyebutkan terjadinya konflik saat pihak perusahaan perkebunan PT Agro Bengkulu Selatan menurunkan alat berat untuk merobohkan tanaman dari warga. Sehingga terjadinya keributan sekitar pukul 10.00 WIB antara petani dan pihak perusahaan karena pihak perusahaan bersikeras tidak ingin pergi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan