Luasan dan Hasil Panen Padi 2023 Meningkat, 2024 Diprediksi Turun
Infografis luasan dan produksi padi di wilayah Bengkulu--GATOT/RK
Radarkepahiang.bacakoran.co - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bengkulu mencatat luas panen padi pada tahun 2023 mencapai sekitar 57.877 hektare, mengalami kenaikan sebanyak 725 hektaree atau 1,27 persen dibandingkan luas panen padi di 2022 yang sebesar 57.152 hektare.
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Ir. Win Rizal, ME mengatakan, dengan meningkatnya luasan panen padi maka meningkatkan juga produksi padi yakni sebesar 286.684 ton GKG (Gabah Kering Giling) atau mengalami kenaikan sebanyak 5.074 ton (1,80 persen) dibandingkan produksi padi di tahun 2022 yang sebesar 281.610 ton GKG.
"Produksi beras untuk konsumsi pangan penduduk pada 2023 mencapai 165.120 ton. Jumlah tersebut mengalami kenaikan sebanyak 2.923 ton atau 1,80 persen dibandingkan produksi beras di 2022 yang sebesar 162.197 ton," tutur Win Rizal.
Lebih jauh Win Rizal mengatakan, proses perhitungan produksi padi menggunakan dua metode yakni melalui pencitraan satelit ata metode Kerangka Sampel Area (KSA) padi dan pengukuran langsung terhadap potensi panen dan sebagainya atau melalui metode Ubinan berbasis subsegmen KSA.
BACA JUGA:Pembangunan SPAM KOBEMA Berlanjut, Pemprov Akan Bongkar Bangunan Ilegal
"Dari hasil KSA yang kita dapatkan kemudian kita kombinasikan dengan metode ubinan yang pengukurannya dilakukan secara manual. Tam datang langsung kelapangan untuk mengukur dan menimbang produktivitas untuk mendapatkan produktivitas per hektarnya dari lahan yang menjadi sampel KSA. Hasilnya luasan panen per hektare dikali dengan produktivitas yang hasilnya produksi dalam bentuk padi gabah kering giling dan dikonversikan dalam bentuk beras," papar Win Rizal.
Walaupun di tahun 2023 lalu adanya peningkatan, potensi luasan panen Januari - April 2024 diperkirakan mencapai sekitar 16.598 hektare atau mengalami penurunan sebesar 37,15 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya. Penurunan luasan panen padi ini salah satunya karena adanya pergeseran masa tanam padi.
"Jadi kita foto melalui metode KSA di Januari 2024 kemarin adanya potensi penurunan luasan panen padi. Karena ada pergeseran musim tanam yang tadinya Oktober -Desember 2023 ternyata bergeser ke Januari - Februari 2024," imbuh Win Rizal.
Pada Januari 2024, produksi padi diperkirakan sebesar 11.310 ton GKG, dan potensi produksi padi sepanjang Februari hingga April 2024 mencapai 74.338 ton GKG.
Dengan demikian, total potensi produksi padi pada Subround Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 85.648 ton GKG, atau mengalami penurunan sebesar 50.509 ton GKG (37,10 persen) dibandingkan 2023 yang sebesar 136.157 ton GKG.
BACA JUGA:Jelang Arus Mudik, Pemasangan Bronjong dan Pengaspalan Jalan Liku 9 Dikebut
Selain itu, pada Januari 2024, produksi beras diperkirakan sebanyak 6.514 ton beras, dan potensi produksi beras sepanjang Februari hingga April 2024 adalah sebesar 42.816 ton. Dengan demikian, potensi produksi beras pada Subround Januari-April 2024 diperkirakan mencapai 49.330 ton beras atau mengalami penurunan sebesar 29.092 ton (37,10 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada Januari-April 2023 yang sebesar 78.422 ton beras.
"Diharapkan dengan adanya situasi penurunan produksi ini tidak mempengaruhi terhadap harga beras, dan ini sudah harus diantisipasi. Walaupun ada penurunan tapi jangan ada kelangkaan," tutup Win Rizal.